KOMPAS.com - Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus polio sehingga mengakibatkan kelumpuhan permanen, terutama pada anak-anak yang belum menerima vaksin.
Polio awalnya ditunjukkan dengan gejala layaknya penyakit umum, seperti demam, kelelahan, pusing, leher kaku, dan nyeri tungkai.
Setelah virus menyebar dan berkembang, seorang anak yang terkena polio akan mengalami gejala yang mungkin lebih parah, yaitu:
Baca juga: Dokter Ingatkan Polio Tanpa Gejala Lumpuh Tetap Perlu Diwaspadai
Penyakit polio baru-baru ini ditemukan di Aceh. Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyatakan temuan ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). Per Kamis (24/11/2022), jumlah kasus polio di Aceh terhitung sebanyak 4 orang.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) lantas memberi anjuran atau rekomendasi kepada orangtua sebagai langkah untuk mencegah, mengatasi, serta memutus rantai penyebaran polio.
Sesegera mungkin melengkapi imunisasi anak-anak sesuai usia, sesuai panduan buku KIA terbaru dan berkonsultasi kepada petugas kesehatan.
Ada dua jenis vaksin polio yaitu bivalent oral polio vaccine (BOPV) atau vaksin tetes dan inactivated polio vaccine (IPV) atau vaksin suntik.
Vaksin polio tetes memberi perlindungan anak Anda dari virus polio tipe 1 dan 3. Vaksin ini berisi virus polio hidup yang sudah dilemahkan.
Vaksin BOPV bekerja dengan merangsang kekebalan usus dan darah untuk membentuk antibodi ketika tubuh si kecil menghadapi virus polio liar.
Sementara, vaksin suntik memberi perlingdungan pada virus polio tipe 1, 2, dan 3. Jenis vaksin polio ini berisi virus polio mati. Vaksin ini tidak dapat menimbulkan kekebalan di usus, tapi tetap dapat membentuk kekebalan di dalam darah.
Baca juga: Kemenkes Sebut Penularan Polio karena Kebersihan Lingkungan yang Buruk
Orangtua perlu memahami dan awas terhadap berbagai gejala penyakit pada anak, terutama yang berpotensi menjadi wabah, mengancam nyawa, dan mengakibatkan kecacatan.
Selain polio, orangtua juga perlu mewaspadai penyakit lain yaitu difteri, campak, rubella, dan pertusis.
Ada beberapa penyakit kronis yang dapat menyerang anak, di antaranya adalah diabetes tipe 1, kerusakan gigi, dan cerebral palsy.
Karena itu, orangtua sebaiknya mengajak si kecil melakukan skrining untuk memantau ada atau tidaknya gejala terkait penyakit kronis tersebut.
IDAI berharap masyarakat bahu membahu untuk mengenali dan mengajak warga sekitar yang belum melengkapi imunisasi.
Selain rekomendasi kepada orangtua, IDAI juga memberikan anjuran untuk dokter spesialis, tenaga kesehatan, dan rumah sakit, yaitu:
Baca juga: 2 Jenis Vaksin Polio dan Cara Pemberiannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.