Itu bisa sampai 30 persen pada mereka yang dirawat di perawatan intensif.
Bahaya paru-paru basah yang mengakibatkan kematian biasanya terjadi karena gejala penyakit tidak disadari dan dibiarkan berlarut.
Baca juga: Benarkah Telapak Tangan Sering Berkeringat Gejala Paru-paru Basah?
Pada banyak orang yang berisiko, gejala paru-paru basah yang muncul terlihat lebih ringan.
Ini karena banyak orang yang berisiko paru-paru basah adalah mereka yang sering sakit, bisa karena memiliki sistem kekebalan tubuh lemah atau kondisi medis kronis maupun akut.
Sehingga, gejala paru-paru basah yang muncul cenderung tidak dihiraukan sampai infeksi menjadi parah.
Selain itu, penyakit ini bisa sekali memperburuk kondisi medis kronis yang sudah ada sebelumnya.
Sangat penting untuk mewaspadai perkembangan gejala apa pun dan segera mencari pertolongan medis, terutama bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit jantung dan paru-paru.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur Pakai Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?
Mengutip Kementerian Kesehatan, pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya dan paru-paru basah lebih sering terjadi di negara berkembang, menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Pada 2010, paru-paru basah di Indonesia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan crude fatality rate (CFR) atau angka kematian penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6 persen.
Menurut Profil Kesehatan Indonesia, bahaya paru-paru basah dapat menyebabkan 15 persen kematian balita (sekitar 922.000 balita) pada 2015.
Dari 2015-2018 kasus pneumonia yang terkonfimasi pada anak-anak di bawah 5 tahun
meningkat sekitar 500.000 per tahun, tercatat mencapai 505.331 pasien dengan 425 pasien meninggal.
Mengutip WHO, paru-paru basah pada 2017 membunuh lebih dari 808.000 anak di bawah usia 5 tahun. Itu terhitung 15 persen dari semua kematian anak di bawah 5 tahun.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur di Lantai Sebabkan Paru-paru Basah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.