Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/12/2022, 09:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Paru-paru basah salah satu penyakit yang umum terjadi dan bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.

Mengutip Cleveland Clinic, paru-paru basah adalah penyakit paru-paru yang terjadi karena infeksi bakteri, virus, atau jamur.

Bahaya paru-paru basah adalah infeksi yang terjadi tersebut akan menyebabkan jaringan paru-paru Anda membengkak dan berisi cairan atau bahkan nanah.

Baca juga: 3 Penyebab Paru-paru Basah yang Utama

Paru-paru basah atau disebut juga sebagai pneumonia ini bisa mempengaruhi satu atau kedua paru-paru Anda.

Jika terjadi pada kedua paru-paru, disebut pneumonia bilateral atau ganda.

Mengutip Mayo Clinic, bahaya paru-paru basah bisa mengintai siapa saja, terutama pada bayi dan anak kecil, orang yang lebih tua dari usia 65 tahun, dan orang dengan masalah kesehatan atau sistem kekebalan yang lemah.

Baca juga: Tanda-tanda Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

Gejala paru-paru basah

Jika Anda mengalami paru-paru basah, sistem pernapasan atau kesehatan Anda secara umum bisa terganggu terus-menerus.

Mengutip Mayo Clinic, gejala pneumonia dapat bervariasi dari sangat ringan hingga sangat parah, bergantung pada faktor-faktor, seperti:

  • Jenis mikroorganisme penyebab infeksi (bakteri/virus/jamur)
  • Usia
  • Kesehatan idividu secara keseluruhan.

Gejala paru-paru basah ringan sering kali mirip dengan pilek atau flu, tetapi berlangsung lebih lama.

Baca juga: 13 Tanda-tanda Paru-paru Basah pada Anak yang Harus Diwaspadai

Secara umum, tanda-tanda paru-paru basah, seperti:

  • Batuk berdahak atau bernanah
  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk
  • Demam, berkeringat, dan menggigil
  • Kesulitan bernapas
  • Kelelahan
  • Mual, muntah, atau diare
  • Kebingungan atau perubahan kesadaran mental (biasanya pada lansia 65 tahun ke atas)
  • Suhu tubuh lebih rendah dari normal (pada lansia 65 tahun ke atas dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah).

Bahaya paru-paru basah pada bayi sering kali tidak menunjukkan tanda. Jika ada gejala pneumonia pada anak kecil ini, mungkin meliputi:

  • Muntah
  • Demam
  • Batuk
  • Tampak gelisah
  • Lelah dan tidak bertenaga
  • Sulit makan
  • Kesulitan bernapas: mendengus atau menggerakkan kepala ke atas dan ke bawah setiap napas. Mereka mungkin bernapas dengan keras dan mengeluarkan suara mengi. Mereka mungkin juga terlihat seperti bernapas dengan perut.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Olahraga Malam Bisa Menyebabkan Paru-paru Basah?

Komplikasi paru-paru basah

Bahaya pneumonia meningkat ketika komplikasi serius mulai muncul, yang bisa menyebabkan kerusakan pada paru-paru Anda.

Mengutip Cleveland Clinic, komplikasi paru-paru meliputi:

  • Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS): cedera paru yang terjadi ketika cairan menumpuk di kantung udara kecil di paru-paru (alveoli).
  • Efusi pleura: penumpukan cairan berlebih di antara lapisan pleura di luar paru-paru.
  • Sepsis: bakteri penyebab pneumonia memasuki aliran darah, menyebarkan infeksi ke organ lain dan menyebabkan sepsis atau kegagalan organ.
  • Abses paru-paru: lubang berisi nanah di paru-paru

Baca juga: Memahami Penularan Paru-Paru Basah dan Cara Mencegahnya

Tingkat bahaya paru-paru basah

Mengutip Healthline, kebanyakan penderita paru-paru basah akhirnya sembuh.

Namun, angka kematian 30 hari adalah 5 sampai 10 persen dari pasien rawat inap.

Itu bisa sampai 30 persen pada mereka yang dirawat di perawatan intensif.

Bahaya paru-paru basah yang mengakibatkan kematian biasanya terjadi karena gejala penyakit tidak disadari dan dibiarkan berlarut.

Baca juga: Benarkah Telapak Tangan Sering Berkeringat Gejala Paru-paru Basah?

Pada banyak orang yang berisiko, gejala paru-paru basah yang muncul terlihat lebih ringan.

Ini karena banyak orang yang berisiko paru-paru basah adalah mereka yang sering sakit, bisa karena memiliki sistem kekebalan tubuh lemah atau kondisi medis kronis maupun akut.

Sehingga, gejala paru-paru basah yang muncul cenderung tidak dihiraukan sampai infeksi menjadi parah.

Selain itu, penyakit ini bisa sekali memperburuk kondisi medis kronis yang sudah ada sebelumnya.

Sangat penting untuk mewaspadai perkembangan gejala apa pun dan segera mencari pertolongan medis, terutama bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit jantung dan paru-paru.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur Pakai Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Mengutip Kementerian Kesehatan, pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya dan paru-paru basah lebih sering terjadi di negara berkembang, menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

Pada 2010, paru-paru basah di Indonesia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan crude fatality rate (CFR) atau angka kematian penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6 persen.

Menurut Profil Kesehatan Indonesia, bahaya paru-paru basah dapat menyebabkan 15 persen kematian balita (sekitar 922.000 balita) pada 2015.

Dari 2015-2018 kasus pneumonia yang terkonfimasi pada anak-anak di bawah 5 tahun
meningkat sekitar 500.000 per tahun, tercatat mencapai 505.331 pasien dengan 425 pasien meninggal.

Mengutip WHO, paru-paru basah pada 2017 membunuh lebih dari 808.000 anak di bawah usia 5 tahun. Itu terhitung 15 persen dari semua kematian anak di bawah 5 tahun.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur di Lantai Sebabkan Paru-paru Basah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau