Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Mitos Diabetes Melitus, Jangan Dipercaya Lagi...

Kompas.com - 09/01/2023, 14:01 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Daftar Isi
Buka

KOMPAS.com - Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang jamak kita temukan di sekitar kita.

Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah penyandang diabetes adalah masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses makanan dan minuman manis.

Baca juga: 4 Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Diabetes yang Bisa Diterapkan

Diabetes dapat memicu komplikasi, termasuk serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat (menyebabkan gangren, dapat mengakibatkan amputasi), gagal ginjal stadium akhir dan disfungsi seksual.

Untuk mencegah diabetes, kita mungkin perlu mengetahui serba-serbi tentang penyakit kronis ini, termasuk mitos dan faktanya.

Mitos diabetes melitus

Disarikan dari Healthshots dan P2PTM Kemkes, berikut 5 mitos tentang diabetes tipe 2 atau diabetes melitus beserta faktanya:

  • Mitos 1: Makan dalam porsi kecil dan namun sering

Penderita diabetes mungkin pernah dengar bahwa untuk menjaga gula darah tetap seimbang, mereka harus makan dalam porsi kecil namun sering.

Anggapan tersebut ternyata keliru. Faktanya, penderita diabates harus makan 2-3 kali sehari sesuai jadwal pada jendela waktu tertentu yang sudah ditetapkan.

Makan secara terjadwal terbukti menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan menangkal biokimia yang menyebabkan diabetes semakin parah.

Sebagai contoh, penderita diabetes bisa makan secara terjadwal dari jam 10 pagi-7 malam. Sementara, di luar jendela waktu tersebut, pasien diabetes harus berhenti mengonsumsi makanan apa pun.

Namun, pola makan ini hanya berlaku untuk penderita diabetes yang menggunakan obat oral, bukan insulin suntik.

Baca juga: 4 Minuman Terbaik untuk Penderita Diabetes

  • Mitos 2: Diabetes tipe 2 tidak dapat disembuhkan

Sebagian orang berpikir bahwa diabetes tipe 2 atau diabetes melitus sama sekali tidak dapat disembuhkan dan menyebabkan mereka tak bisa hidup secara normal.

Faktanya, diabetes tipe 2 dapat disembuhkan dengan menjaga kadar gula darah, melalui:

  1. Perawatan medis atau obat-obatan
  2. Perubahan gaya hidup, seperti menjaga pola makan, olahraga rutin, puasa, hingga bedah bariatrik.

Mitos yang berkembang di masyarakat yaitu diabetes adalah penyakit progresif atau dapat berkembang menjadi kondisi parah, seperti gagal ginjal, glaukoma, dan katarak.

Memang benar, komplikasi ini bisa menyerang pada beberapa penderita diabetes melitus.

Namun, penting dicatat bahwa komplikasi tersebut umumnya terjadi akibat pasien tidak mengontrol gula darahnya atau efek samping obat tertentu.

Baca juga: Berapa Batas Konsumsi Telur bagi Penderita Diabetes?

  • Mitos 4: Makanan bebas gula baik untuk penderita diabetes

Penderia diabetes memang perlu membatasi asupan gula atau makanan manis. Namun, makanan dengan label 'bebas gula' belum tentu aman dikonsumsi pasien diabetes.

Faktanya, makanan bebas gula kerap mengandung sejumlah kalori dan karbohidrat yang juga membahayakan pasien diabetes karena dapat memicu lonjakan gula darah.

  • Mitos 5: Diabetes pada ibu hamil bukan kondisi serius dan langsung sembuh usai melahirkan

Diabetes dapat menyerang wanita yang sedang hamil. Kondisi ini dinamakan dengan diabetes gestational.

Diabetes gestational dapat dipicu karena konsumsi makanan dan minuman manis selama masa kehamilan.

Ibu hamil mungkin berpikir bahwa diabetes gestational akan sembuh setelah mereka melahirkan. Faktanya, menurut Kemkes 50-70 persen bumil yang mengalami diabetes gestational berisiko mengidap diabetes melitus 5-10 tahun setelah melahirkan.

Jika diabetes dibiarkan tanpa pengobatan, anak-anak yang lahir dari ibu yang menderita diabetes selama hamil berisiko menderita diabetes tipe 2 di usia dewasa.

Mengetahui mitos dan fakta mengenai diabetes melitus dapat membantu kita lebih mewaspadai penyakit kronis ini.

Baca juga: Manfaat dan Jenis Olahraga yang Cocok untuk Penderita Diabetes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau