Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses Layanan Radioterapi Kanker Perlu Ditingkatkan

Kompas.com - 15/01/2023, 13:50 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Radioterapi merupakan salah satu pengobatan kanker yang bertujuan membunuh sel kanker, menghentikan penyebaran, serta mencegah kambuhnya penyakit kanker.

Perawatan ini biasanya diberikan sebelum operasi pengangkatan kanker atau pun dikombinasikan dengan kemoterapi.

"Lebih dari 50 persen kanker membutuhkan radioterapi yang pemberiannya bisa tunggal dan kadang dikombinasikan dengan terapi kanker lainnya seperti pembedahan atau kemoterapi," kata dokter spesialis onkologi radiasi, dr Tisa Prima Putri, dalam keterangan pers.

Sayangnya fasilitas bagi pasien kanker masih terbatas. Berdasarkan data Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, di seluruh Indonesia hanya terdapat 714 unit rumah sakit (RS) dengan sarana kemoterapi, 507 unit RS dengan onkologi board, dan 35 RS dengan sarana radioterapi.

Baca juga: Obat Kemoterapi untuk Kanker Rahim dan Efek Sampingnya

Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof.Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan, terbatasnya fasilitas pengobatan kanker berpengaruh pada angka kesakitan dan kematian.

"Keterlambatan diagnosa dan pengobatan tentu saja beresiko pada meningkatnya stadium penyakit. Terlihat bahwa pada tahun 2020 angka kematian yang disebabkan oleh kanker mencapai 59 persen," ujarnya.

Pasien kanker di Bekasi kita mendapat tambahan fasilitas pengobatan kanker dengan dibukanya layanan radioterapi di RS Hermina Bekasi.

Prinsip radioterapi yaitu memberikan dosis sebesar-besarnya pada tumor, dengan memberikan dosis sekecil mungkin pada jaringan sehat.

Teknologi terbaru radioterapi memungkinkan distribusi yang lebih baik ke tumor dan melindungi jaringan sehat, sehingga angka kesembuhan meningkat.

Kendati begitu, radioterapi juga memiliki efek samping.

Dijelaskan oleh dr.Tisa, radioterapi dapat menyebabkan efek berupa diare setelah terapi, mudah lelah, menurunnya nafsu makan, nyeri otot, hingga disfungsi ereksi pada pria dan vagina menjadi kering pada wanita.

"Efek samping tersebut dapat dicegah atau akan hilang setelah terapi radiasi berakhir," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com