KOMPAS.com - Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang membuat seseorang tidak mudah untuk tidur, tidur dengan nyenyak, atau menyebabkan bangun terlalu cepat sebelum waktunya dan tidak bisa tidur kembali.
Meskipun bisa menyerang siapa saja, ternyata gangguan tidur ini lebih sering menyerang para wanita dibandingkan dengan para lelaki.
Untuk itu, ketahui penyebab insomnia pada wanita dan cara mengatasinya berikut ini.
Baca juga: 5 Cara Tidur Nyenyak dan Cepat
Menurut Sleep Foundation, insomnia lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pria.
Bahkan, beberapa penelitian sudah membuktikan bahwa risiko sulit tidur pada wanita adalah 40 persen lebih banyak dibandingkan dengan pria.
Dilansir dari Medical News Today, adanya perubahan hormon estrogen dan progesteron pada wanita akan memengaruhi kualitas tidur.
Perubahan hormon akan dialami secara berkala oleh para wanita, seperti ketika masa pubertas, menstruasi, kehamilan, dan perimenopause atau transisi yang dialami oleh para wanita ketika akan menuju masa menopause.
Disarikan dari WebMD, berikut adalah peran hormon estrogen dan progesteron untuk mengatur kualitas tidur pada wanita:
Selain perubahan hormon, ada juga beberapa gangguan kesehatan tertentu yang akan menyebabkan sulit tidur di malam hari, seperti:
Tidak hanya disebabkan oleh perubahan hormon, insomnia pada wanita ternyata juga disebabkan oleh kondisi medis tertentu sehingga perlu dikonsultasikan dengan dokter untuk menemukan pengobatan yang tepat.
Baca juga: 4 Manfaat Meditasi Sebelum Tidur, Tak Hanya untuk Insomnia
Menurut Mayo Clinic, mengubah kebiasaan tidur di malam hari dan mengobati penyakit yang menyebabkan Anda sulit tidur, seperti stres, kondisi medis, atau konsumsi obat tertentu, biasanya bisa menyembuhkan insomnia pada wanita.
Namun jika tidak berhasil, dokter biasanya akan menyarankan untuk menjalani terapi kognitif perilaku, mengonsumsi obat tertentu, atau gabungan keduanya, sebagai teknik relaksasi dan peningkatan kualitas tidur.
Mengetahui penyebab insomnia pada wanita akan menentukan jenis pengobatan apa yang akan diberikan.
Hindari melakukan diagnosis pribadi atau mengonsumsi obat-obatan tertentu sebelum berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari efek samping yang membuat kondisi semakin parah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.