KOMPAS.com - Rajin bekerja adalah hal yang patut dibanggakan, namun bekerja tanpa libur ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik.
Bekerja lebih dari 55 jam per minggu, termasuk di akhir pekan, terbukti bisa meningkatkan risiko terkena depresi, tekanan darah tinggi, dan beberapa penyakit lainnya.
Untuk lebih memahaminya, ketahui efek kerja tanpa libur untuk kesehatan mental dan fisik berikut ini.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Burnout, Penyebab, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasinya
Disarikan dari Healthline dan Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa efek kerja tanpa libur untuk kesehatan mental dan fisik yang perlu diwaspadai.
Bekerja terlalu keras di pagi dan siang hari akan membuat seseorang sulit untuk tidur di malam hari.
Padahal, tidur adalah waktu yang diperlukan tubuh untuk memperbaiki kerusakan sel dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Ketika Anda kurang tidur, tubuh akan lebih mudah terserang penyakit, khususnya flu dan demam, karena sistem imun tubuh menurun.
Stres yang muncul karena bekerja terlalu keras bisa membuat tubuh memproduksi hormon kortisol.
Hormon kortisol yang terlalu banyak akan memicu kenaikan gula darah sehingga rentan mengalami diabetes tipe 2.
Baca juga: Gula Bukan Penyebab Diabetes yang Utama, Kok Bisa?
Hormon kortisol yang diproduksi oleh tubuh juga tidak baik untuk kesehatan jantung.
Selain meningkatkan risiko diabetes tipe 2, hormon ini juga akan meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung koroner, hingga kolesterol tinggi.
Bekerja tanpa hari libur atau memiliki beban kerja yang terlalu banyak terbukti bisa menurunkan produktivitas.
Kondisi ini dipicu oleh penurunan kemampuan neuron pada otak untuk melakukan performa yang maksimal sehingga berakibat pada penurunan daya ingat dan kemampuan kognitif.
Tidak cukup tidur di malam hari karena bekerja terlalu keras di pagi dan siang hari juga akan membuat tubuh mudah lelah.
Selain karena kurang tidur, stres, beban kerja yang berat, serta bekerja di tengah udara yang panas, juga akan memicu kelelahan.