KOMPAS.com - Cara mencegah stunting pada anak utamanya dengan memenuhi kebutuhan gizi yang mencakup asam amino esensial lengkap.
Berbagai penilitian telah dilakukan sejak 1991 untuk mengatahui zat gizi yang bisa memengaruhi berat dan tinggi badan anak stunting.
Prof.dr. Damayanti R Sjarif, Ph.D,Sp.A(K) mengatakan bahwa beradasarkan penelitian pada anak-anak yang stunting itu memiliki asam amino esensial lebih rendah dari pada anak-anak yang tidak stunting.
Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Stunting? Simak Penjelasan Ahli Berikut…
"Jadi, korelasinya untuk mencegah stunting adalah dengan asupan asam amino esensial," kata Prof.dr. Damayanti kepada Kompas.com melalui Zoom pada Rabu (5/4/2023).
Asam amino esensial yang didapat anak juga harus lengkap, yaitu terdiri dari 9 jenis.
Sembilan jenis asam amino esensial, yaitu histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin.
"Kenapa asam amino esensial harus lengkap? Karena satu saja kandungan asam amino esensialnya kurang dari kebutuhan, dapat menyebabkan kadar pertumbuhan anak turun sampai 34 persen," terang Ketua Satgas Stunting Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini.
Baca juga: Mitos Semua Anak Pendek Stunting, Ini Faktanya...
Mengutip Healthline, asam amino esensial adalah senyawa penyusun protein yang terdiri dari 9 jenis.
Berikut fungsi asam amino esensial dari 9 jenisnya:
Semua senyawa penting tersebut tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, anak bisa mendapatkannya dari makanan yang ia makan.
Ini berbeda dengan asam amino nonesensial, yang mana tubuh memproduksinya sendiri.
Fungsi asam amino esensial yang didapat dari makanan meliputi menghancurkan makanan, pertumbuhan, memperbaiki jaringan tubuh, dan melakukan banyak fungsi tubuh lainnya.
Baca juga: Paparan Asap Rokok Bisa Jadi Faktor Tak Langsung Penyebab Stunting
Dalam fungsi pertumbuhan, asam amino berperan mengaktifkan jaras mTORC di dalam sel-sel tubuh anak untuk membentuk protein.
Jika asam amino esensial kurang, maka pembentukan protein rendah.
Kondisi tersebut bisa menyebabkan terhambatnya pertumbuan sel tulang, otot, darah, metabolisme zat besi, dan sebagainya.