KOMPAS.com - Indonesia menjadi negara ke-5 dengan prevalensi penyakit diabetes tertinggi di dunia pada 2021 menurut International Diabetes Federation (IDF).
Berdasarkan riset IDF, jumlah penduduk dunia berumur 20-79 tahun pada 2021 diperkirakan mencapai 5,1 miliar. Dari jumlah tersebut, prevalensi pengidap diabetes mencapai 10,5 persen atau sekitar 536,6 juta.
Baca juga: Diabetes Bisa Jadi Penyebab Haid Tidak Teratur, Kok Bisa?
Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan ranking pengidap diabetes terbanyak di dunia tersebut. Berikut daftar negara berikut proyeksi jumlah pengidapnya pada 2021:
Temuan kasus diabetes ini diperkirakan terus meningkat. Apabila tidak dikendalikan, menurut IDF, jumlah pengidap diabetes di Indonesia pada 2045 bisa naik nyaris 50 persen dibandingkan 2021 menjadi 28,6 juta orang.
Sejalan dengan data IDF, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyebut, 13 persen penduduk Indonesia menderita diabetes, dengan potensi peningkatan yang signifikan setiap tahunnya.
Untuk meningkatkan kewaspadaan pada penyakit tidak menular ini, kenali apa penyebab diabetes di Indonesia kasusnya cukup banyak berikut pencegahannya.
Baca juga: Waspadai Diabetes Sebagai Penyebab Neuropati Paling Umum
Salah satu penyebab diabetes yang utama di Indonesia adalah konsumsi gula berlebihan. Hal itu tak lepas dari kemudahan mendapatkan asupan berpemanis yang cukup mudah dijangkau di Indonesia
Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2022, gula adalah tiga dari lima komoditas pangan yang konsumsinya paling tinggi di Indonesia.
“Lima pangan yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah beras (98,68%), garam (96,37%), bawang merah (94,95%), minyak goreng (93,67%), dan gula (92,30%),” tulis siaran pers Tate & Lyle yang diterima Kompas.com (6/6/2023).
Tingginya konsumsi gula masyarakat Indonesia juga terlihat dari beberapa jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari, seperti roti, kue kering atau biskuit, kue basah, minuman olahan seperti kopi, susu cokelat, es krim, dll.
Menurut studi Fluid Intake of Children, Adolencents and Adults in Indonesia, minuman berpemanis gula adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia setelah air putih dan minuman panas.
Konsumsi gula berlebih juga disebutkan dalam penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) dan University of Life Sciences Polandia.
“Studi ini menemukan asupan gula masyarakat di Jakarta Selatan tinggi. Total konsumsi gula masyarakat di Jakarta Selatan per hari mencapai 34,9-45,8 gram per kapita, setara sembilan sendok teh. Angka ini cukup mengkhawatirkan,” jelasnya.
Padahal, menurut anjuran Kementerian Kesehatan, batas aman konsumsi gula setiap orang sebaiknya tidak lebih dari 25 gram per hari.
Baca juga: Penyebab Diabetes, dari Biasa Minum Teh Manis hingga Kecanduan Soda
Ahli gizi Tate & Lyle, Thomas Teh, membagikan tiga tips mengurangi konsumsi gula berlebih untuk menurunkan risiko diabetes, yakni:
Untuk mengurangi konsumsi gula berlebih, coba konsumsi makanan tinggi protein dan serat yang dapat mengurangi rasa lapar dan membuat perut kenyang lebih lama.
Upayakan untuk tidak menyimpan camilan atau asupan tinggi gula di rumah. Seseorang cenderung mengurangi asupan gula apabila makanan atau minuman tersebut tidak tersedia di rumah.
Makanan atau minuman dalam kemasan biasanya disertai label informasi fizi. Nah, upayakan untuk terbiasa membaca label tersebut, lalu bandingkan beberapa produk, baru tentukan asupan yang punya kadar gula terendah.
Setelah melihat fakta bahwa Indonesia berada di ranking ke-5 dengan jumlah diabetes tertinggi di dunia, coba praktikkan beberapa langkah mencegah diabetes dengan mengurangi konsumsi gula berlebih di atas.
Baca juga: 10 Kebiasaan Buruk Penyebab Diabetes yang Harus Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya