"Selama itu sama sekali anak tidak boleh buka aplikasi tersebut (roleplay) kalau tidak ada kebutuhan yang terlalu mendesak dan mungkin orangtua yang meyimpan gadgetnya," terangnya.
Baca juga: Dianggap Bahaya, Bagaimana Roleplay Pengaruhi Identitas Diri Anak?
Ia menuturkan bahwa digital detoxification juga bisa dilakukan orangtua kepada anak di waktu-waktu tertentu, seperti saat makan dan hendak tidur.
"Itu orangtua harus mengawasi dan tegas dalam menerapkan hal itu," ucapnya.
Jika digital detoxification yang diterapkan orangtua kepada anak tidak memperbaiki kebiasaan bermainnya, orangtua bisa berkonsultasi ke profesional kesehatan mental.
"Karena masalah adiksi, baik itu zat ataupun perilaku, sudah mengganggu sel saraf otaknya. Sehingga, butuh profesional yang nanti akan memberikan psikoterapi untuk merubah mindset-nya (anak)," ujarnya.
"Kadang-kadang, dibutuhkan juga psikofarmaka, obat-obatan untuk bisa membuat sel saraf otaknya berfungsi dengan baik. Sehingga, sikap perilaku dan emosionalnya juga bisa membaik," tambahnya.
Baca juga: Banyak Disorot Dampak Negatifnya pada Anak, Apa Itu Roleplay?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.