Contoh makanan yang termasuk biji-bijian, yaitu nasi, gandum, jelai, jagung, biji chia, biji wijen, dan kuaci.
Sayuran nightshade adalah sayuran dari anggota keluarga tanaman yang bernama Solamaceae.
Kelompok tanaman ini kaya akan lektin. Contoh sayuran nightshade meliputi kentang, tomat, paprika, dan terong.
Telur dan susu mengandung kolesterol makanan dan lemak jenuh.
Mengkonsumsi makanan yang kaya kolesterol dan lemak jenuh dikaitkan dengan peningkatan tingkat peradangan dalam tubuh.
Selain itu, susu sapi dan telur termasuk di antara delapan alergen paling umum, menjadikannya makanan yang harus dihindari penderita penyakit autoimun.
Baca juga: 4 Cara Mengobati Penyakit Autoimun yang Perlu Diketahui
Daging merah mengandung lemak jenuh, yang dapat meningkatkan peradangan.
Asupan lemak jenuh dikaitkan dengan peningkatan produksi sitokin yang berperan untuk meningkatkan respons peradangan (pro-inflamasi).
Sehingga, jika makan makanan daging merah dalam jumlah banyak dikaitkan dengan peningkatan tingkat peradangan.
Orang dengan autoimun tidak perlu menghindari makanan ini secara total, tetapi pilih yang memiliki kualitas tinggi, yaitu daging dari hewan yang diberi makan rumput sepanjang umurnya.
Itu akan lebih tinggi asam lemak omega-3 dan lebih rendah asam lemak omega-6, yang bisa menguntungkan untuk tingkat peradangan.
Gula tambahan, gula rafinasi, gula halus, gula alkohol, adalah gula yang tidak memiliki nilai gizi.
Tanpa serat, gula lebih mudah masuk ke aliran darah dan menyebabkan lonjakan glukosa darah.
Seiring waktu, lonjakan gula darah dapat meningkatkan tingkat peradangan yang lebih tinggi.
Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Autoimun yang Harus Diwaspadai
Mirip dengan kacang-kacangan dan biji-bijian, minyak biji-bijian, seperti kanola, bunga matahari, dan kedelai juga harus dihindari orang dengan autoimun.