Masalah pribadi yang Anda miliki dapat menjadi penyebab depresi berkembang.
Misalnya, depresi juga bisa terjadi karena gangguan kesehatan mental lainnya, seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Beberapa obat, seperti isotretinoin (digunakan untuk mengobati jerawat), obat antivirus interferon alpha, dan kortikosteroid, dapat meningkatkan risiko depresi.
Baca juga: Tips Mengatasi Depresi dengan Mengubah Gaya Hidup
Hampir 30 persen orang dengan masalah penyalahgunaan zat juga mengalami depresi berat atau klinis.
Sekalipun obat-obatan atau alkohol membuat Anda merasa lebih baik untuk sementara, hal-hal tersebut pada akhirnya akan memperburuk depresi.
Riwayat depresi anggota keluarga dapat meningkatkan risiko Anda mengalami kondisi serupa.
Namun, depresi adalah suatu sifat yang kompleks, yang berarti mungkin terdapat banyak gen berbeda yang masing-masing memberikan efek kecil, dibandingkan satu gen yang berkontribusi terhadap risiko penyakit.
Genetika depresi, seperti kebanyakan gangguan kejiwaan, tidak sesederhana atau sejelas penyakit genetik murni seperti Penyakit Huntington atau fibrosis kistik.
Baca juga: Apakah Kamu Merasa Depresi? Cek Tanda-tanda Ini...
Wanita dua kali lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan pria. Tidak ada yang yakin alasannya. Perubahan hormonal yang dialami wanita pada waktu berbeda dalam hidup mereka mungkin berperan.
Orang yang lanjut usia mempunyai risiko lebih tinggi terkena depresi.
Hal ini dapat diperburuk oleh faktor-faktor lain, seperti hidup sendiri dan kurangnya dukungan sosial.
Jika Anda memiliki salah satu atau beberapa faktor penyebab depresi di atas, Anda bisa berkonsultasi dengan para profesional kesehatan mental untuk mencegahnya berkembang atau mengatasinya.
Baca juga: Anak juga Bisa Depresi, Kenali Tanda-tandanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.