Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Panas Dalam pada Bayi, Ada Flu dan Infeksi Bakteri

Kompas.com - 31/08/2023, 16:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Panas dalam dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di tenggorokan dan seluruh tubuh. Tidak hanya pada orang dewasa, panas dalam juga bisa dialami oleh bayi.

Panas dalam pada bayi umumnya merupakan gejala awal yang muncul karena masalah kesehatan tertentu, seperti flu dan infeksi bakteri.

Bayi yang mengalami panas dalam perlu segera diobati dengan memberikan ASI atau obat nyeri, dan dibawa ke dokter jika diperlukan.

Untuk lebih jelasnya, ketahui penyebab panas dalam pada bayi dan kapan harus ke dokter berikut ini.

Baca juga: 7 Obat Panas Dalam Alami, Ada Madu dan Air Putih

Penyebab panas dalam pada bayi

Panas dalam adalah sekumpulan gejala yang muncul karena masalah kesehatan tertentu.

Disarikan dari Healthline dan Medical News Today, berikut adalah beberapa penyebab panas dalam pada bayi.

  • Mengalami flu

Demam dan flu memiliki gejala yang mirip, namun gejala flu umumnya lebih parah dan berlangsung dalam waktu yang lebih lama.

  • Mengalami penyakit tangan, kaki, mulut

Penyakit tangan, kaki, mulut umumnya memiliki gejala yang mirip dengan gejala demam, seperti panas dalam, radang tenggorokan, atau demam.

Namun, bayi umumnya akan memiliki ruam di kulit pada area tangan, mulut, kaki, atau organ intim.

  • Mengalami infeksi bakteri

Infeksi bakteri dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening, bintik di area tenggorokan, demam, atau kesulitan untuk menelan.

Baca juga: 3 Gejala dan Cara Mengatasi Panas Dalam pada Bayi

  • Mengalami tonsilitis

Tonsilitis adalah kondisi yang memiliki gejala mirip dengan gejala radang tenggorokan.

Kondisi ini akan membuat suara bayi lebih serak dan tosil di mulut bagian belakang terlihat bengkak atau kekuningan.

  • Mengalami radang tenggorokan

Radang tenggorokan dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, meskipun jarang dialami oleh bayi yang berusia kurang dari tiga tahun.

Gejala radang tenggorokan yang umum dialami pada bayi, seperti demam, perubahan warna pada tonsil, dan pembengkakan pada kelenjar getah bening di tenggorokan.

  • Mengalami selesma

Panas dalam pada bayi dapat disebabkan oleh infeksi virus, seperti selesma.

Masalah kesehatan ini dapat menyebabkan hidung tersumbat dan pilek, serta menyebabkan rasa tidak nyaman sehingga bayi kerap rewel.

Beberapa masalah kesehatan tersebut dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di tenggorokan dan seluruh badan sehingga bayi akan lebih sering rewel.

Baca juga: 7 Rekomendasi Minuman dan Jus untuk Mengobati Panas Dalam

Kapan harus ke dokter?

Panas dalam pada bayi umumnya bukan merupakan masalah medis yang serius dan dapat sembuh dalam beberapa hari.

Pemberian ASI dan obat nyeri umumnya dapat meringankan gejala yang muncul. Namun, Anda diimbau untuk segera mencari bantuan medis, jika:

  • Berusia kurang dari tiga bulan dan mengalami demam
  • Berhenti makan atau minum ASI
  • Mengalami pembengkakan di tenggorokan bagian belakang
  • Memiliki warna urine yang gelap
  • Mengalami ruam
  • Terlihat sangat sakit, atau tidak kunjung membaik setelah megnonsumsi antibiotik
  • Memiliki riwayat masalah kesehatan yang lain, seperti sistem imun yang lemah

Mengetahui penyebab panas dalam pada bayi sangatlah penting karena gejala yang muncul mirip dengan gejala masalah kesehatan lainnya.

Pemeriksaan secara medis lebih lanjut sangat diperlukan agar anak bisa mendapatkan pengobatan dan perawatan yang diperlukan.

Hindari melakukan diagnosis pribadi dan memberikan obat tertentu tanpa anjuran dokter agar tidak menyebabkan masalah kesehatan lainnya.

Baca juga: 9 Cara Mengatasi Panas Dalam secara Alami dan Pakai Obat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com