Namun, kelelawar tidak dapat menularkan virus nipah langsung ke hewan lainnya. Penularan virus ini terjadi melalui hewan babi.
Babi merupakan inang yang dapat mengamplifikasi virus Nipah dalam jumlah cukup besar sehingga dapat menular ke hewan lainnya seperti kuda, anjing, hingga ke manusia.
Berikut beberapa celah penularan virus nipah:
Penyebaran infeksi nipah dapat terjadi sangat cepat, sehingga penyakit ini dapat dikategorikan sebagai penyakit yang sangat menular.
Baca juga: 10 Virus Paling Mematikan di Dunia Sepanjang Sejarah Peradaban Manusia
Baca juga: Sejarah HIV/AIDS dari Masa ke Masa dan Asal-usulnya
Menurut WHO, Indonesia termasuk negara yang berisiko terinfeksi karena adanya bukti-bukti dari kelelawar yang ditemukan.
Terdapat sebuah penelitian yang dilakukan Badan Litbang Veteriner (Pusat Riset Veteriner BRIN) dan dipublikasikan pada 2013. Ahli menemukan materi genetik virus nipah di spesies kelelawar Pteropus vampyrus di Sumatra.
Materi genetik virus nipah yang ditemukan di Sumatra sangat mirip dengan yang ditemukan di Malaysia sehingga ada kemungkinan kelelawar P. vampyrus yang membawa virus ini terbang melintasi perbatasan negara.
Sebelumnya, sudah dilakukan survei serologi terhadap 610 babi dan 99 kelelawar di Kalimantan Barat dan hasilnya tidak menemukan paparan virus Nipah pada babi, namun menemukan antibodi virus Nipah pada 19 persen dari 84 sampel kelelawar P. vampyrus.
Hasil penelitian tersebut ditanggapi oleh ahli WHO yang mengaskan jika penemuan materi genetik virus pada hewan belum tentu berkembang jadi epidemi pada manusia.
Walaupun hingga saat ini belum ditemukan kasus virus nipah pada manusia maupun hewan ternak di Indonesia, beberapa orang masih khawatir akan bahaya virus ini.
Kementerian Kesehatan mengingatkan setiap orang waspada infeki virus nipah karena Indonesia berisiko mengalami kejadian luar biasa (KLB) wabah ini. Pasalnya, letak geografis Indonesia berbatasan langsung dengan beberapa negara yang pernah terjangkit penyakit ini.
Dengan mengenal lebih dalam mengenai virus nipah, asal-usul, gejala, dan penularannya, pastikan Anda berhati-hati dan dan meningkatkan kewaspadaan pada penyakit menular ini.
Baca juga: Mengenal Sejarah Virus Ebola dan Asal-usulnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.