Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa itu Gangguan Delusi dan Jenis-Jenisnya

Kompas.com - 13/10/2023, 07:01 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Shintaloka Pradita Sicca

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apakah Anda pernah mendengar tentang gangguan delusi?

Gangguan delusional bisa membuat penderitanya memiliki pemahaman yang keliru terkait realitas yang ada.

Kenali lebih lanjut tentang gangguan delusi dalam artikel ini. 

Baca juga: Sering Tidak Disadari, Perhatikan Gejala Gangguan Delusi

Apa itu gangguan delusi?

Melansir laman Web MD, gangguan delusi juga dikenal dengan istilah gangguan paranoid.

Kondisi ini merupakan gangguan kesehatan mental serius yang membuat penderitanya tidak bisa membedakan mana nyata dan khayalan.

Dalam laman Cleveland Clinic, gangguan delusi juga digolongkan ke dalam gangguan psikotik.

Gejala utamanya adalah munculnya delusi atau keyakinan tak tergoyahkan akan hal yang keliru.

Orang dengan gangguan delusi sering kali mengalami delusi yang melibatkan salah tafsir atas persepsi atau pengalaman. Kenyataannya, situasi ini tidak benar atau terlalu dilebih-lebihkan.

Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini 3 Perbedaan Halusinasi dan Delusi

Apa saja macam gangguan delusi?

Delusi yang muncul pada penderitanya bisa bermacam-macam. Menurut informasi dari Cleveland Clinic, berikut macam-macam gangguan delusi:

  • Erotomania

Orang-orang dengan gangguan delusi jenis ini percaya bahwa orang lain, sering kali seseorang yang penting atau terkenal, dan jatuh cinta pada mereka.

Mereka mungkin mencoba menghubungi orang yang ada dalam imajinasinya dan melakukan stalking atau menguntit.

  • Grandiose

Orang-orang yang mengalami jenis gangguan delusi ini memiliki rasa harga diri, kekuasaan, pengetahuan, atau identitas yang berlebihan.

Mereka mungkin percaya bahwa mereka mempunyai bakat hebat atau telah membuat penemuan penting.

Baca juga: Mengapa Kesehatan Mental Selalu Dapat Berubah? Berikut Penjelasannya…

  • Cemburu

Orang-orang dengan gangguan delusi jenis ini percaya bahwa pasangan atau pasangan seksualnya tidak setia tanpa bukti nyata.

  • Penganiayaan

Orang-orang dengan gangguan delusi jenis ini percaya bahwa seseorang atau sesuatu menganiaya, memata-matai, atau mencoba menyakiti mereka. Pikian tersebut bisa mereka arahkan pada seseorang yang dekat dengan mereka.

  • Somatik

Orang-orang dengan jenis gangguan delusi ini percaya bahwa mereka memiliki masalah fisik atau masalah medis, seperti parasit atau bau tak sedap.

  • Campuran

Orang-orang dengan gangguan delusi jenis ini memiliki dua atau lebih jenis delusi yang tercantum di atas.

Baca juga: 5 Faktor yang Memengaruhi Kesehatan Mental, Termasuk Kebiasaan

Apa gejala gangguan delusi?

Tanda utama seseorang mengalami gangguan delusi adalah adanya satu atau lebih delusi yang menetap setidaknya selama satu bulan.

Menurut laman Psychology Today, delusi yang dialami oleh penderita gangguan mental ini biasanya mencerminkan situasi yang terjadi dalam kehidupan nyata, tetapi tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan orang yang mengidap delusi tersebut.

Orang dengan gangguan delusi biasanya dapat hidup dengan baik terlepas dari delusinya. Ia tidak menunjukkan perilaku aneh atau ganjil.

Untuk mendiagnosis seseorang dengan gangguan delusi, pasien harus mengalami episode manik atau depresi berat dalam waktu singkat.

Selain itu, delusi tersebut tidak termasuk disebabkan oleh efek suatu zat atau kondisi medis lainnya.

Pasien juga bisa mengalami kemarahan dan melakukan kekerasan saat mengalami delusi.

Secara umum, orang-orang dengan gangguan delusi tidak dapat menerima bahwa pikiran mereka tidak rasional atau tidak akurat, meskipun mereka dapat menyadari pikiran orang lain itu.

Baca juga: Dampak Judi untuk Kesehatan Mental dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau