KOMPAS.com - Intermmiten fasting menjadi salah satu metode diet populer yang belakangan dibicarakan.
Di media sosial misalnya, banyak orang memberi testimoni bahwa berat badan mereka turun drastis usai menjalani intermittent fasting.
Sebenarnya, apa itu intermittent fasting? Dalam artikel ini akan dibahas lengkap mengenai intermittent fasting meliputi manfaat dan efek sampingnya.
Baca juga: Mengenal 6 Metode Populer Intermittent Fasting yang Sedang Ngetren
Intermittent fasting adalah cara menurunkan berat badan dengan mengatur periode makan kita.
Jenis diet ini dipercaya mendukung defisit kalori dan perubahan hormonal yang mendorong penurunan berat badan.
Menurut Healthline, intermitten fasting adalah pola makan yang melibatkan puasa teratur jangka pendek untuk meminimalkan periode makanan.
Secara alami manusia akan puasa atau tidak makan saat tidur. Diet ini memperpanjang waktu puasa tersebut. Misalnya, memundurkan waktu sarapan dan mengurangi batas waktu makan malam lebih awal.
Metode populer intermittent fasting adalah 16/8 setiap hari. Artinya, puasa selama 16 jam dan membatasi waktu makan selama 8 jam.
Nah, waktu puasa inilah yang membantu orang mengonsumsi lebih sedikit kalori, yang dapat mengakibatkan penurunan berat badan seiring berjalannya waktu.
Baca juga: Kapan Perubahan Diet Terlihat? Berikut Penjelasannya...
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, intermittent fasting membantu menurunkan berat badan melalui dua cara, yakni mengubah hormon dan menurunkan konsumsi kalori.
Lemak yang ada di tubuh adalah cadangan energi yang nantinya digunakan saat kita merasa lapar atau tidak ada makanan sama sekali yang masuk ke tubuh.
Hal ini akan mengubah kadar hormon insulin dan norepinefrin.
Kadar insulin meningkat saat Anda makan. Namun saat Anda berpuasa, kadarnya menurun drastis. Tingkat insulin yang lebih rendah memfasilitasi pembakaran lemak.
Baca juga: 4 Cara Temukan Pola Diet yang Cocok untuk Turunkan Berat Badan
Norepinefrin adalah hormon yang berperan memecah lemak tubuh menjadi asam lemak bebas yang dapat dibakar menjadi energi. Saat kita melakukan intermittent fasting, hormon ini meningkat.
Jadi, perubahan hormon karena metode diet ini akan membantu meningkatkan pembakaran lemak.