Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Obesitas Picu Penyakit Jantung? Begini Penjelasannya...

Kompas.com - 10/11/2023, 13:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Memiliki berat badan berlebih atau obesitas akan meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung.

Merujuk Kementerian Kesehatan RI, Anda akan dikategorikan obesitas, jika memiliki indeks massa tubuh (body mass index/BMI) lebih dari 27.

Sedangkan menurut definisinya, obesitas adalah kondisi ketidakseimbangan asupan energi (energi intake) dengan energi yang digunakan (energi expenditure).

Baca juga: Kenapa Diabetes Picu Penyakit Jantung? Begini Penjelasannya...

Ini ditandai dengan adanya penumpukan lemak yang abnormal.

Obesitas kemudian mampu memicu berbagai penyakit kronis, di antaranya penyakit jantung.

Mengutip Everyday Health, sebuah penelitian menyimpulkan bahwa orang dewasa berusia antara 40-59 tahun yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki peningkatan risiko signifikan terkena penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal.

Risiko signifikan tersebut berkisar antara 21 hingga 85 persen.

Kenapa obesitas bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, akan diulas secara ringkas dalam artikel ini.

Baca juga: 5 Olahraga yang Dilarang untuk Penyakit Jantung

Kenapa obesitas menyebabkan penyakit jantung?

Banyak cara obesitas dapat menyebabkan penyakit jantung, menurut Everyday Health.

Pertama, obesitas mampu meningkatkan berbagai faktor risiko lain penyebab penyakit jantung.

Itu meliputi tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2.

Obesitas juga memicu proses inflamasi yang dapat membahayakan sistem kardiovaskular Anda, yang dapat menyebabkan perubahan struktural atau fungsional pada jantung itu sendiri.

Baca juga: 10 Tanda-tanda Awal Penyakit Jantung yang Perlu Diwaspadai

Bagaimana cara obesitas menyebabkan penyakit jantung?

Dikutip dari Everyday Health dan Penn Medicine, berikut penjabaran dari cara obesitas menyebabkan penyakit jantung:

  • Mengubah kadar kolesterol

Obesitas dapat menyebabkan lonjakan kadar kolesterol jahat (low density lipoprotein/LDL) dan trigliserida.

Sementara, obesitas juga dapat menurunkan kolesterol baik (high density lipoprotein/HDL).

Kolesterol HDL penting untuk menghilangkan kolesterol jahat dan bekerja mengurangi risiko penyakit jantung.

  • Meningkatkan tekanan darah 

Penderita obesitas membutuhkan lebih banyak darah untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke tubuhnya, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Tubuh Anda juga akan membutuhkan lebih banyak tekanan untuk menggerakkan darah tersebut.

Tekanan darah tinggi merupakan penyebab umum serangan jantung, yang lebih sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas.

Baca juga: 8 Cara Mencegah Penyakit Jantung untuk Kurangi Angka Kematian

  • Menyebabkan diabetes

Kolesterol tinggi, tekanan darah, dan serangan jantung bukan satu-satunya kondisi medis yang perlu Anda khawatirkan, jika Anda mengalami obesitas.

Orang yang mengalami obesitas juga memiliki peluang lebih besar terkena diabetes.

Menurut American Heart Association, setidaknya 68 persen penderita diabetes berusia 65 tahun ke atas juga menderita penyakit jantung.

Individu dengan diabetes dikatakan memiliki kemungkinan dua hingga empat kali lebih besar terkena penyakit jantung.

  • Meningkatkan peluang sleep apnea

Sleep apnea menyebabkan tidur malam menjadi terpotong-potong, tidak nyenyak.

Ini juga faktor risiko terkena tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang kelebihan berat badan dengan sleep apnea ringan lebih mungkin mengalami sindrom metabolik, hipertensi, pradiabetes, dan kelainan kolesterol (terutama trigliserida tinggi).

Baca juga: Ketahui Cara Mendeteksi Penyakit Jantung Menurut Ahli Berikut

  • Meningkatkan aterosklerosi

Obesitas meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis dan penumpukan plak di dinding arteri.

Obesitas juga melepaskan zat dalam darah yang dapat menyebabkan pecahnya plak, yang menyebabkan serangan jantung.

  • Mengganggu fungsi jantung

Penelitian menunjukkan bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko terkena fibrilasi atrium, detak jantung cepat tidak teratur (aritmia) di atria.

Itu dapat mendorong pembentukan bekuan darah dan menyebabkan stroke, gagal jantung, atau penyakit jantung lainnya.

Selain itu, obesitas dapat menyebabkan pembesaran jantung, yang mungkin disebabkan oleh hipertensi yang tidak diobati.

Baca juga: Kenapa Kolesterol Tinggi Picu Penyakit Jantung? Ini Penjelasannya...

  • Memaksa jantung kerja lebih keras

Kelebihan berat badan yang sangat besar membuat jantung semakin bekerja keras dan stres, terutama selama fase relaksasi.

Saat jantung terisi darah, tekanannya menjadi lebih tinggi. Seiring waktu, hal itu dapat menyebabkan orang mengalami gejala gagal jantung.

Pendistribusian berat badan ekstra juga mempengaruhi risiko Anda terkena penyakit jantung.

Jumlah lemak perut yang lebih banyak (obesitas sentral) dikaitkan dengan peradangan yang lebih besar, yang merusak jantung Anda.

Kelebihan lemak perut juga meningkatkan kadar trigliserida, yang dapat menyebabkan pecahnya plak.

Untungnya bahaya obesitas terhadap kesehatan jantung ini sangat dapat dicegah.

Hal nomor satu yang harus dilakukan oleh setiap individu yang mengalami obesitas untuk menjadi sehat adalah berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang.

Ini perlu dilakukan terutama untuk mereka yang obesitas dan memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular.

Baca juga: 10 Buah Pilihan untuk Penderita Penyakit Jantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com