Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Pengidap HIV/AIDS Rentan Terkena TBC, Begini Kata Pakar...

Kompas.com - 02/12/2023, 21:00 WIB
Agustin Tri Wardani,
Shintaloka Pradita Sicca

Tim Redaksi

KOMPAS.com - ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) rentan tertular berbagai penyakit yang diakibatkan oleh virus dan bakteri, salah satunya penyakit TBC.

Melansir National Library Of Medicine, tuberkulosis (TB) merupakan penyebab kematian utama bagi orang yang hidup dengan HIV/AIDS.

Baca juga: Pakar: Penularan HIV dari Ibu ke Anak Bisa Dicegah

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang bisa menyebar di udara melalui percikan dahak pasien yang terinfeksi dan kemudian terhirup oleh orang lain.

Di Indonesia, prevalensi HIV/AIDS pada pasien TBC adalah sekitar 2,4 persen.

Sehingga, TBC juga menjadi tantangan bagi pengendalian HIV/AIDS karena merupakan infeksi oportunistik terbanyak, yaitu sebesar 49 persen pada orang dengan HIV/AIDS.

Menanggapi risiko tersebut, ada baiknya Anda mengetahui alasan pengidap HIV/AIDS rentan terkena TBC sesuai dengan penjelasan pakar berikut ini.

Baca juga: Kemenkes: Transmisi HIV dari Ibu ke Anak Ada Setiap Tahun di Indonesia

Alasan pengidap HIV/AIDS rentan terkena TBC

Melansir TB Indonesia, pengidap HIV/AIDS rentan terkena TBC karena mereka memiliki kondisi sistem kekebalan tubuh yang lemah. 

Anggota dewan pertimbangan PB IDI, sekaligus Dokter Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi-Onkologi, Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, memberikan alasan tentang mengapa pengidap HIV/AIDS rentan terkena TBC.

“Jadi memang benar orang dengan HIV/AIDS itu mudah terkena TBC,” kata Prof Zubairi dalam briefing virtual yang diadakan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dalam rangka "Hari AIDS Sedunia", pada Kamis (30/11/2023).

Ia mengatakan bahwa pengidap HIV rentan terkena TBC karena mengalami kerusakan jumlah limfosit CD4, yaitu salah satu jenis sel darah putih yang berperan untuk kekebalan seluler.

“Sel darah putih ada yang namanya nitrofil, batang, seksmen, limfosit, monosit. Nah, yang penting sekali adalah limfosit. Bagian limfosit yang untuk kekebalan seluler, namanya CD4,” ucap Prof Zubairi.

Baca juga: 10 Rekomendasi Penanganan HIV/AIDS dari PB IDI

Limfosit CD4 atau limfosit T helper memiliki peran yang sangat penting untuk tubuh, apabila jumlahnya sangat sedikit di tubuh, maka obat-obatan tidak bisa menangkal infeksi TBC dengan baik, sehingga berisiko mengalami TBC yang berat hingga kematian.

“Limfosit CD4 atau limfosit T helper ini perannya penting banget. Nah, kalau dia tuh jumlahnya amat sangat sedikit, maka obat tidak bisa menangkal infeksi TBC dengan baik. Sehingga, terjadi TBC yang bisa berat, yang menyebabkan kematian,” ujarnya.

Namun, terdapat fakta lain bahwa ODHA yang terinfeksi TBC memiliki kemungkinan untuk sembuh total, jika menjalani pengobatan dengan baik, benar, dan tidak terputus.

“Orang dengan HIV dan TBC itu bisa sembuh total dengan obat yang baik dan benar, asal obatnya tidak putus, karena obat TB diperlukannya menjadi agak lama. Orang dengan HIV/AIDS yang ada TB, maka obat untuk TBC nya setahun,” tambahnya. 

Jadi obat yang tersedia di Indonesia saat ini lebih dari cukup untuk mengatasi masalah TBC pada penderita HIV/AIDS, asalkan pasien tidak putus obat.

Baca juga: Sejarah HIV/AIDS dari Masa ke Masa dan Asal-usulnya

Cara mencegah TBC pada pengidap HIV/AIDS

Cara mencegah TBC pada pengidap HIV/AIDS dapat dilakukan dengan terapi antiretroviral (ART).

Terapi antiretroviral merupakan intervensi pencegahan TBC yang penting bagi ODHA dan terapi antiretroviral (ART) dapat mengurangi kemungkinan berkembangnya penyakit TBC hingga 65 persen.

Namun, ODHA sudah memakai ART dan memiliki jumlah CD4 dalam tubuh yang tinggi tetap memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk terkena TBC.

Untuk itu, perlu juga dilakukan terapi pencegahan TB (TPT) sesuai dengan rekomendasi dokter.

TPT ini menjadi komponen penting dalam pelayanan HIV karena memiliki efek sinergis dengan ART dan juga secara mandiri menurunkan risiko penyakit TBC pada ODHA.

Baca juga: Pengidap HIV/AIDS Rentan Terkena Monkeypox, Begini Penjelasan Ahli

 

Biasanya TPT akan diberikan dalam bentuk obat lengkap dengan panduan yang direkomendasikan oleh dokter.

Sehingga penting bagi Anda untuk selalu berkonsultasi agar mendapatkan perawatan yang tepat sebagai bentuk pencegahan dini.

Selain kedua terapi tersebut, beberapa cara mencegah infeksi TBC pada pengidap HIV/AIDS yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Mengonsumi makanan yang meningkatkan daya tahan tubuh
  • Rutin membuka jendela agar rumah mendapatkan sinar matahari dan udara segar, sehingga meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan
  • Aktif berolahraga secara teratur
  • Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), diharuskan mengonsumsi obat pencegahan TBC (TPT) secara rutin untuk mencegah sakit TBC di kemudian hari.

Jika Anda mengidap HIV, sangat penting Anda menerapkan cara untuk mencegah TBC di atas. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi terbaik sesuai kondisi pribadi dalam mencegah TBC. 

Anda bisa lebih mawasdiri dengan mengetahui alasan pengidap HIV rentan terkena TBC.

 Baca juga: TBC Potensial Jadi Ancaman Krisis Kesehatan Global di Masa Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau