KOMPAS.com - Kekurangan serat dapat membuat Anda kehilangan banyak manfaat kesehatan dan meningkatkan sejumlah risiko penyakit.
Mengutip Mayo Clinic, serat adalah salah satu jenis karbohidrat yang tidak dapat dicerna atau diserap oleh tubuh kita.
Serat ditemukan dalam makanan nabati, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Baca juga: 6 Tanda-tanda Tubuh Kekurangan Serat yang Perlu Kamu Tahu
Nutrisi ini terdiri dari dua jenis, yaitu serat larut dan tidak larut.
Serat larut adalah serat yang larut dalam air, sehingga membantuk bahan seperti gel.
Sedangkan, serat tidak larut adalah jenis yang tidak larut air. Ini dapat meningkatkan jumlah feses Anda.
Serat melewati perut, usus kecil, usus besar, dan keluar dari tubuh Anda secara relatif utuh.
Nutrisi ini diibaratkan sebagai sikat yang membersihkan saluran pencernaan.
Mengutip Eating Well, manfaat serat makanan yang bisa Anda dapat di antaranya adalah menjaga kesehatan usus, memiliki berat badan yang sehat, serta menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Lantas, apa yang terjadi jika kita kekurnagan serat? Hal itu akan diulas di bawah ini.
Baca juga: 14 Makanan Tinggi Serat dan Manfaatnya untuk Kesehatan
Disari dari Eating Well dan Live Strong, kekurangan serat dapat menyebabkan kita mengalami beberapa hal berikut ini:
Tidak mengonsumsi cukup makanan berserat tinggi dapat menyebabkan Anda mengalami sembelit, ketika kotoran Anda menjadi terlalu sulit untuk dikeluarkan.
Anda bisa juga mengalami buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu.
Meski begitu, seberapa sering Anda harus buang air besar berbeda-beda pada setiap orang.
Baca juga: 9 Manfaat Serat Makanan untuk Kesehatan Tubuh Kita
Serat makanan terutama yang bersifat larut air dapat membantu Anda menurunkan kadar kolesterol jahat dan trigliserida dalam darah.
Caranya, serat akan menangkap kolesterol yang mengambang bebas dalam darah dan membuangnya melalui saluran pembuangan limbah kita.
Itu sekaligus menjaga kesehatan kita, karena kadar kolesterol tinggi (hiperlipidemia) adalah faktor risiko penyakit jantung.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi faktor-faktor nutrisi dan gaya hidup utama yang membantu mencegah penyakit jantung, hasilnya mengonsumsi makanan berserat tinggi berada di urutan teratas.
Dengan demikian, salah satu efek negatif tubuh kekurangan serat adalah meningkatnya risiko penyakit jantung.
Faktor pola makan dan gaya hidup seperti stres, merokok, dan kurang makan serat dapat meningkatkan peradangan dan membuat kita lebih rentan terhadap penyakit kronis.
Peradangan kronis merupakan faktor risiko utama beberapa penyakit, termasuk penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan kanker.
Penelitian terbaru yang dipublikasikan pada 2022 di JAMA Network Open menemukan bahwa konsumsi makanan berserat tinggi, seperti biji-bijian dikaitkan dengan penurunan penanda peradangan.
Baca juga: 4 Manfaat Mengonsumsi Serat untuk Penderita Diabetes
Penelitian menunjukkan bahwa serat makanan dapat membantu melawan peradangan dengan memicu bakteri menguntungkan di usus Anda.
Usus adalah organ yang mendukung sistem kekebalan tubuh kita, khususnya untuk gastrointestinal.
Memperkuat sistem kekebalan di usus Anda juga penting untuk mendukung kesehatan kekebalan Anda secara keseluruhan dan melawan infeksi.
Sebab, usus merupakan rumah bagi triliunan bakteri. Ketika Anda memiliki ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di usus Anda, Anda meningkatkan risiko penyakit dan infeksi, menurut Harvard Health Publishing.
Makan lebih banyak serat membantu memberi makan bakteri baik di usus dan membantu Anda tetap sehat.
Beberapa makanan sumber serat mengandung prebiotik, yang membantu kerja probiotik.
Tidak mengonsumsi cukup serat akan membuat Anda semakin sulit untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan yang sehat.
Mengonsumsi lebih banyak serat adalah cara yang berguna untuk menurunkan berat badan karena membantu Anda merasakan kenyang dan puas setelah makan.
Serat membantu memperlambat pencernaan dan penyerapan makanan, sehingga memberikan cukup waktu bagi usus untuk berkomunikasi dengan otak bahwa Anda sudah kenyang dan inilah waktunya untuk berhenti makan.
Serat juga membantu menyeimbangkan gula darah dan respons insulin, yang dapat membantu menstabilkan nafsu makan dan meningkatkan pembakaran lemak, bukan penyimpanan lemak.
Serat juga tidak mengandung kalori, yang dapat meningkatkan berat badan. Justru, serat mengikat lemak dan sumber kalori lain dari makanan.
Sehingga, berat badan yang lebih sulit diatur menjadi efek negatif tubuh kekurangan serat.
Baca juga: Tips Mengatasi Gula Darah Tinggi dengan Konsumsi Serat
Sindrom iritasi usus besar (IBS) dikaitkan dengan kondisi tubuh yang tidak mendapatkan cukup serat.
IBS menyebabkan penderitanya mengalami gejala yang tidak nyaman di perut, seperti sembelit, diare, dan kembung.
Meskipun penyebab IBS tidak sepenuhnya diketahui, mengonsumsi lebih banyak serat makanan telah diidentifikasi sebagai pengobatan yang efektif untuk penyakit ini.
Serat memiliki kemampuan unik untuk memperlambat waktu transit gastrointestinal (yang membantu mengobati diare) dan merangsang motilitas gastrointestinal (yang membantu mengatasi sembelit).
Mengonsumsi lebih banyak serat juga dapat membantu memperkuat lapisan usus besar Anda.
Menurut para peneliti, diet tinggi serat dikaitkan dengan risiko kanker usus besar yang lebih rendah.
Diet tinggi serat juga dapat menurunkan risiko wasir, penyakit divertikular, dan penyakit radang usus.
Menurut sejumlah besar penelitian observasional, orang yang mengonsumsi lebih banyak serat memiliki risiko lebih rendah terhadap semua penyebab kematian dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi cukup serat.
Mengonsumsi 10 gram serat tambahan per hari saja dapat membantu menurunkan risiko kematian dini sebesar 10 persen.
Itu setara dengan menambahkan satu ubi jalar dan 1/2 cangkir (83 gram) kacang arab ke dalam pola makan Anda alam sehari.
Untuk mengatasi berbagai efek negatif tubuh kekurangan serat seperti di atas, Anda dapat meningkatkan asupannya secara bertahap.
Anda tidak boleh meningkatkan asupan serat secara drastis karena dapat menyebabkan kembung dan kram di perut.
Baca juga: 8 Tanda-tanda Tubuh Kelebihan Serat yang Perlu Diperhatikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.