KOMPAS.com - Saat musim hujan tiba kebanyakan orang berupaya menjaga atau meningkatkan kekebalan tubuhnya agar terhindar dari penyakit. Lantas, apa saja penyakit di musim hujan?
Curah hujan tinggi bisa menyebabkan beberapa risiko penyakit, termasuk diare, demam berdarah, dan tifus yang perlu Kamu waspadai.
Untuk mengetahui lebih lanjut macam-macam penyakit yang paling sering muncul di musim hujan, simak penjelasan ahli berikut.
Baca juga: 4 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Saat Musim Hujan
Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan enam penyakit di musim hujan yang perlu diwaspadai.
Penyakit di musim hujan pertama yaitu diare yang erat kaitannya dengan kebersihan individu.
Untuk mencegah diare, masyarakat perlu membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan atau minum serta sehabis buang hajat, dan membiasakan merebus air minum hingga mendidih.
Penyakit yang paling sering muncul di musim hujan selanjutnya adalah demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan oleh nyamun Aedes aegypti.
"Dengan banyak hujan seperti sekarang, maka mungkin saja ada tempat perindukan nyamuk," kata Tjandra, dilansir dari Antara, Kamis (08/2/2024).
Penyakit berikutnya yaitu keracunan makanan. Menurut penjelasan Tjandra, saat musim hujan beberapa makanan cenderung cepat basi akibat perkembangbiakan beberapa mikro-organisme.
Kondisi itu bisa mengakibatkan keracunan makanan. Karena itu, masyarakat perlu waspada untuk mengkonsumsi makanan, khususnya kalau sedang berlibur panjang.
Baca juga: 4 Bahaya Leptospirosis, Penyakit yang Perlu Diwaspadai di Musim Hujan
Keempat, demam tifoid atau yang umum dikenal sebagai sakit tifus yang berkaitan erat dengan ketersediaan air bersih.
"Penyakit ini juga sangat mudah menular melalui makanan minuman yang diproses kurang bersih. Jadi hati-hati dan selalu jaga kebersihan di libur panjang," kata Tjandra.
Kelima, penyakit leptospirosis yang disebabkan bakteri Leptospira juga kerap muncul pada musim hujan, yang yang ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus.
"Pada musim hujan, terutama saat terjadi banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia dimana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir," ujarnya.
Seseorang yang memiliki luka, kata Tjandra, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran dan kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, berpotensi terinfeksi.