KOMPAS.com - Momen Pemilihan Umum (Pemilu) kerap menimbulkan rasa kecewa, khususnya ketika pasangan calon (paslon) yang dijagokan tidak berhasil terpilih.
Akibatnya, beberapa pendukung paslon yang kalah bisa mengalami kekecewaan berlebih yang berdampak negatif pada kesehatan mental.
Agar kesehatan mental tetap terjaga, Anda bisa mencoba untuk berdamai dengan situasi yang dihadapi dan memberikan waktu pada diri sendiri untuk merasakan emosi yang muncul.
Untuk lebih jelasnya, ketahui cara menjaga kesehatan mental saat paslon pilihanmu kalah berikut ini.
Baca juga: Cara Mengatasi Overthinking yang Berdampak pada Fisik dan Mental
Merasa kecewa dan sedih ketika paslon pilihanmu tidak terpilih saat Pemilu bisa berdampak negatif pada kesehatan mental.
Disarikan dari Psychology Today dan Verywell Mind, berikut adalah beberapa cara menjaga kesehatan mental saat paslon pilihanmu kalah.
Menyangkal realita atau menghindari untuk memikirkannya akan membuat Anda merasa lebih kecewa dan stres.
Berdamai dengan situasi yang dihadapi akan membuat Anda lebih memahami perasaan yang muncul dan dapat menentukan respons yang sesuai terhadap kekalahan paslon.
Paslon yang kalah dapat membuat Anda merasa sangat kecewa dan menyesali keadaan.
Memberikan waktu pada diri sendiri untuk bersedih adalah langkah yang diperlukan untuk kemudian bisa menerima kekalahan tersebut.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Silent Treatment dan Dampaknya untuk Kesehatan Mental
Kekalahan paslon yang didukung tidak berarti bahwa Anda melakukan sesuatu yang salah atau menjadi penyebabnya.
Daripada menyalahkan diri sendiri, Anda diimbau untuk melihat situasi yang terjadi secara objektif.
Kekalahan paslon yang didukung saat Pemilu bisa jadi memiliki sisi positif yang dapat memberikan keuntungan tersendiri untuk Anda.
Dari kekalahan tersebut, bisa jadi Anda bisa menentukan prioritas pribadi, mempelajari keahlian baru, atau berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
Kekalahan paslon saat Pemilu dapat memicu munculnya berbagai emosi, seperti rasa malu, cemas, marah, dan sedih.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya