Seiring waktu dampak obesitas menciptkan tekanan darah tinggi yang membuat arteri menjadi kaku.
Hal ini dapat membuat arteri lebih rentan mengalami aterosklerosis.
Tekanan darah tinggi juga mengharuskan jantung bekerja ekstra, yang dapat menyebabkan ototnya menebal.
Perubahan pada otot jantung dan arteri dapat meningkatkan risiko penyakit arteri koroner, serangan jantung, dan gagal jantung.
Lemak dalam tubuh yang berlebihan juga menyebabkan peningkatan volume darah dalam tubuh Anda.
Ini dapat menyebabkan jantung Anda mendapatkan beban lebih besar untuk bekerja memompa darah dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.
Seiring waktu, kerja jantung yang semakin berat dapat menyebabkan perubahan struktural di sekitar ventrikel, ruang pemompaan utama jantung.
Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan gagal jantung.
Baca juga: 9 Cara Mencegah Obesitas yang Perlu Diketahui
Obesitas juga bisa mengubah ritme jantung menjadi tidak beraturan (atrial fibrilasi/AFib). Ini dapat menyebabkan pembekuan darah yang berbahaya.
AFib dapat terjadi pada obesitas karena perubahan struktural pada jantung yang memengaruhi sinyal listrik yang mengoordinasikan detak jantung.
Ada beberapa faktor terkait obesitas yang kemungkinan besar berkontribusi menyebabkan AFib, yaitu:
Obesitas merupakan faktor risiko diabetes tipe 2 yang utama.
Seiring waktu, kadar gula darah tinggi akan merusak pembuluh darah di dalam dan sekitar jantung beserta saraf yang mengontrol jantung.
Faktanya, orang dewasa yang mengidap diabetes hampir dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit jantung atau stroke dibandingkan dengan orang dewasa yang tidak menderita penyakit ini.
Baca juga: Macam-macam Penyakit Akibat Obesitas yang Harus Diwaspdai
Sleep apnea obstruktif menyebabkan tidur malam menjadi tidak nyenyak karena Anda akan sering terbangun karena napas berhenti tiba-tiba.