Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta dan Mitos tentang Faktor yang Memengaruhi Siklus Menstruasi

Kompas.com - 06/07/2024, 22:05 WIB
Fadila Rosyada Hariri,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apakah Anda pernah mendengar bahwa wanita yang tinggal bersama atau dekat satu sama lain sering memiliki siklus menstruasi yang bersamaan?

Ini adalah teori yang dikenal sebagai sinkronisasi menstruasi. Namun, seberapa benar hal itu?

Melansir Medical Daily, terdapat banyak kesalahpahaman tentang apa yang sebenarnya memengaruhi siklus menstruasi. 

Salah satu mitos yang populer adalah gagasan bahwa wanita yang tinggal atau bekerja bersama akan mengalami sinkronisasi siklus menstruasi mereka.

Namun, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang konsisten untuk mendukung teori ini. Sebuah studi tahun 1971 oleh Martha McClintock menjadi dasar dari gagasan ini, tetapi penelitian-penelitian selanjutnya tidak selalu dapat mengulangi hasilnya.

Meskipun ada beberapa bukti pendukung, para ilmuwan masih belum sepenuhnya yakin bahwa fenomena ini benar-benar ada. Faktor-faktor lain seperti kebetulan atau kesalahan dalam metodologi penelitian juga bisa memengaruhi hasil.

Baca juga: Apa Dampak Menstruasi di Usia Dini? Ini Penjelasan Dokter...

Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi

Selain mitos tentang sinkronisasi menstruasi, ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi siklus menstruasi seseorang. Berikut merupakan beberapa contohnya:

Stres menyebabkan keterlambatan menstruasi

Stres memang dapat menyebabkan keterlambatan menstruasi. Stres yang ekstrim bisa memengaruhi siklus menstruasi dengan berbagai cara, terutama dalam memperpanjang waktu siklus.

Hal ini sering terjadi karena stres dapat menunda ovulasi, sehingga menciptakan siklus yang lebih panjang. Selain itu, stres juga dapat memperburuk gejala PMS, kram, atau gejala menstruasi lainnya.

Menurut ahli ginekologi, stres dapat berasal dari berbagai sumber, baik itu dari tekanan pekerjaan, masalah kesehatan mental, pola tidur yang tidak teratur, pola makan yang tidak sehat, konsumsi kafein, gula, atau alkohol yang berlebihan, dan faktor-faktor lainnya yang dapat dianggap sebagai stres bagi tubuh.

Baca juga: 4 Hal yang Membuat Wanita Mudah Lelah saat Menstruasi

Terlalu banyak berolahraga dapat mengganggu siklus menstruasi

Terlalu banyak berolahraga memang dapat menyebabkan tidak adanya menstruasi. Meskipun sebagian besar tingkat olahraga pada wanita memiliki efek positif pada menstruasi dan siklus menstruasi, olahraga berlebihan dapat menyebabkan kondisi yang disebut "amenore" — yaitu kurangnya menstruasi.

Ini terjadi karena terlalu banyak berolahraga dapat menyebabkan penurunan kadar estrogen dalam tubuh.

Aktivitas fisik yang intens, terutama ketika dikombinasikan dengan penurunan asupan kalori yang signifikan, dapat mengganggu siklus menstruasi dan bahkan menyebabkan berhentinya menstruasi.

Seks membuat siklus menstruasi menjadi teratur

Seks dapat memengaruhi siklus menstruasi dengan cara yang beragam. Beberapa ahli percaya bahwa berhubungan seks secara teratur dapat membantu menjaga periode menstruasi tetap konsisten.

Ketika seorang wanita siap atau mendekati masa menstruasi, serviksnya diyakini menjadi lebih rendah dan mulai menurun. Orgasme seks dapat memperluas serviks dan menyebabkan vakum, yang diyakini menarik darah menstruasi ke bawah.

Ini karena saat ejakulasi, air mani mengandung hormon prostaglandin yang dapat merangsang kontraksi rahim, yang mungkin membantu dalam proses pembersihan dan pendarahan. 

Baca juga: 7 Penyebab Keluar Gumpalan Darah Saat Menstruasi

Bepergian melintasi zona waktu memengaruhi awal dan durasi periode menstruasi

Bepergian ke zona waktu yang berbeda membuat tubuh melepaskan melatonin seolah-olah Anda masih di rumah, bahkan jika itu siang hari di lokasi baru. Untuk menyesuaikan diri dengan jadwal baru, tubuh menekan hormon sampai gelap lagi karena ritme sirkadian.

Ini memengaruhi pelepasan hormon dan fungsi tubuh penting lainnya, jadi ketika ritme Anda terganggu, hal ini memengaruhi hormon seperti estrogen dan progesteron, yang memainkan peran kunci dalam ovulasi dan siklus menstruasi. Kurangnya lonjakan estrogen dapat menyebabkan menstruasi tertunda dari hari mulai normal di bulan tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau