KOMPAS.com - Banyak orangtua khawatir dengan kandungan gula dalam produk susu anak. Untuk itu orangtua perlu cermat mengenali keamanan konsumsi gula dan cara membaca label kemasan.
Konsumsi gula tidak bisa dihindari secara penuh karena tubuh tetap membutuhkannya, meski dalam jumlah terbatas.
Dijelaskan oleh dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan metabolik Yoga Devarea, gula berfungsi sebagai pemenuhan energi anak untuk mendapatkan tenaga.
"Jika asupan kalori atau energinya rendah, pertumbuhan terganggu, sedangkan jika berlebih bisa berakibat kegemukan," ujar dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Gula sendiri ada berbagai macam jenis, termasuk gula alami dan gula tambahan. Gula alami merupakan gula yang terdapat dalam makanan utuh seperti buah, sayuran, dan produk susu (laktosa).
Sedangkan gula tambahan adalah gula yang ditambahkan ke dalam makanan olahan seperti kue, permen, atau makanan dan minuman, termasuk juga sirup dan madu.
Baca juga: Bayi di Bawah Usia 2 Tahun Tak Perlu Gula Tambahan
Meskipun gula tambahan aman dikonsumsi dalam jumlah sedang, konsumsi berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
“WHO merekomendasikan 10 persen dari total kalori. Jika di bawah 5 persen lebih baik. Asosiasi dokter anak di negara lain akan merekomendasikan total gula tambahan di bawah 10 persen dari total kalori,” ujar dr. Yoga.
Orangtua perlu cermat saat membaca label pangan. Yang harus dicermati di label ketika membeli produk susu untuk anak adalah gula tambahan seperti sukrosa (gula pasir), bukan kadar gula total.
"Dalam gula total tersebut, juga terkandung sumber karbohidrat lainnya, seperti laktosa yang keduanya aman dan tidak terkait dengan masalah kesehatan. Laktosa sendiri adalah gula yang secara alami terdapat pada susu," paparnya.
Baca juga: Studi: Minat terhadap Camilan Bebas Gula Alami Peningkatan
Mengenal meltodekstrin
Menyingung tentang beredarnya isu bahaya gula maltodekstrin dalam produk susu, menurut dr.Yoga ini adalah salah satu gula rantai panjang atau polisakarida yang kerap digunakan dalam berbagai produk makanan.
Pakar gizi Dr.Rosyanne Kushardina S.Gz Msi, menjelaskan maltodextrin adalah salah satu bahan makanan tambahan (BTP) yang aman, terbuat dari bahan alami, dan tidak hanya terdapat dalam susu formula.
“Maltodekstrin biasa ditambahkan ke produk pangan sebagai pengawet, penguat rasa, filler (meningkatkan volume), untuk meningkatkan tekstur, dan ada juga yang digunakan sebagai perisa,” ujar Rosyanne.
Maltodekstrin juga kerap digunakan sebagai pengganti laktosa pada produk susu, untuk mereka yang intoleransi terhadap laktosa.
Maltodekstrin sebenarnya hampir tidak memiliki rasa manis. Derajat kemanisan bisa diukur dengan dextrose equivalent (D), yang dibagi menjadi rendah (<20), sedang (21 – 55), dan tinggi (>55). Maltodekstrin sendiri memiliki nilai DE 3 – 19.
Ia menambahan, tidak ada korelasinya antara kandungan maltodektrin dengan jumlah gula dalam produk pangan. Apalagi pemakaiannya juga dinyatakan aman oleh lembaga berwenang.
“Susu yang mengandung maltodekstrin tidak berarti memiliki kandungan gula lebih tinggi. Ini bisa kita cek pada label di kemasan,” tandasnya.
Konsumsi gula pada anak memang perlu dibatasi. Orangtua seharusnya juga mencermati gula tambahan itu ada dalam banyak makanan dan minuman olahan yang dibuat sendiri, maupun buatan pabrik.
Baca juga: Kenali Penyakit Ginjal pada Anak Pemicu Cuci Darah
"Konsumsi gula yang berlebihan bisa berujung pada berbagai penyakit kronis di usia dewasa,"tutur dr.Yoga.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa tidak tepat jika dikatakan kasus cuci darah pada anak yang ramai diberitakan di media sosial belakangan ini disebabkan karena kelebihan konsumsi gula.
"Cuci darah terjadi karena gagal ginjal dan ini adalah penyakit yang prosesnya sangat panjang. Pada anak, cuci darah biasanya karena penyakit infeksi atau kelainan bawaan pada ginjal," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.