Gerakan yoga dapat membuat seseorang merasa rileks, memperlambat ritme pernapasan, dan berfokus pada kondisi sekarang ini.
Pada akhirnya, yoga memberikan efek menenangkan dengan cara mengurangi ritme pernapasan dan denyut jantung, tekanan darah tinggi, dan kadar kortisol, serta meningkatkan aliran darah ke usus dan organ-organ penting di dalam tubuh.
Bahkan, melakukan yoga secara rutin sudah terbukti dapat mengurangi gejala depresi dan meningkatkan kadar serotonin dengan cara mengurangi kadar monoamine oksidase, enzim yang dapat memecah neurotransmitter dan kortisol.
Hal ini juga diamini oleh Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Soedjarwadi Klaten, dr. Maria Rini Indriarti, Sp.KJ, M.Kes.
Dokter Maria menjelaskan bahwa yoga berkaitan dengan relaksasi, kelenturan, dan konsentrasi.
“Karena juga melatih dengan ketenangan gitu ya, terus beberapa teknik juga ada semacam, mindfulness. Jadi konsentrasi saat ini dilepaskan dari masa lalu, masa depan. Saat ini konsentrasi ya konsentrasi dengan gerakan yang dilalui,” ungkap dokter yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur Pelayanan RSJD Soedjarwadi Klaten ini.
Dengan berfokus pada hal-hal yang terjadi saat ini, yoga akhirnya bisa mengurangi rasa cemas tentang masa depan dan rasa kecewa dengan masa lalu, yang akan berdampak positif terhadap kesehatan mental.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya