KOMPAS.com - Daun kelor yang memiliki nama ilmiah Moringa oleifera telah lama dikenal memiliki manfaat kesehatan.
Dikutip dari Good House Keeping, ahli nutrisi Isabel Smith, MS, RD, CDN mengatakan bahwa manfaat daun kelor telah diketahui lebih dari 4.000 tahun yang lalu melalui pengobatan Ayurveda.
Bahan herbal ini digunakan oleh orang-orang Yunani kuno, Romawi kuno, dan prajurit Maurya kuno dari India yang kabarnya mengonsumsi daun kelor untuk memberi mereka lebih banyak energi dan kekuatan, terutama selama perang.
Bagaimana penelitian modern melihat potensi manfaat daun kelor? Baca terus artikel ini yang akan menjelaskan lebih lanjut tentang manfaat daun kelor.
Baca juga: Wacana Penggantian Susu dengan Daun Kelor Masih Tahap Simulasi
Dikutip dari Very Well Health, berikut beberapa potensi manfaat daun kelor untuk kesehatan:
Daun kelor dapat memberikan manfaat untuk membantu mengelola diabetes, tetapi sebagian besar penelitian tentang efek ini dilakukan pada hewan.
Baru satu studi skala kecil pada manusia menemukan bahwa bubuk daun kelor mengurangi lonjakan gula darah pasca makan pada penderita diabetes hingga 40 miligram per desiliter.
Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang manfaat daun kelor untuk mengontrol gula darah.
Sebuah penelitian in vitro (di luar organisme hidup) menemukan bahwa ekstrak dari daun kelor memiliki sifat antibakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Kedua bakteri tersebut umum infeksi manusia melalui makanan.
Meski penelitian tersebut memiliki hasil positif, dibutuhkan penelitian lebih lanjut apakah potensi manfaat ini bisa bekerja untuk mengobati infeksi bakteri pada tubuh manusia.
Baca juga: Apakah Daun Kelor dapat Mencegah Stunting? Begini Kata Dokter...
Penelitian pada tikus yang sehat dan menderita radang sendi menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor berpotensi meredakan peradangan.
Manfaat daun kelor ini lebih efektif Anda dapatkan dari minyaknya.
Para peneliti mencatat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari senyawa apa yang menyebabkan efek anti-inflamasi.
Penelitian pada manusia juga diperlukan sebelum minyak kelor dapat direkomendasikan untuk radang sendi.