Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Society of Nephrology pada 2020 menunjukkan bahwa diet tinggi protein dapat memperburuk kerusakan ginjal pada penderita penyakit ginjal kronis.
Bagi individu yang memiliki ginjal sehat, efek ini cenderung tidak terjadi, tetapi tetap perlu waspada dalam mengonsumsi protein secara berlebihan.
Baca juga: Berapa Konsumsi Garam yang Dianggap Terlalu Banyak?
Diet tinggi protein yang membatasi karbohidrat biasanya rendah serat, yang dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit.
Untuk menghindarinya, penting untuk meningkatkan konsumsi serat dan air. Selain itu, konsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung susu atau produk olahan juga dapat menyebabkan diare, terutama bagi mereka yang tidak toleran laktosa.
Makanan berlemak atau daging goreng juga dapat memicu masalah pencernaan.
Baca juga: 12 Tanda Tubuh Kelebihan Lemak, Apa Saja?
Beberapa studi menunjukkan bahwa diet tinggi protein yang berbasis daging merah dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, seperti kanker usus besar, payudara, dan prostat.
Peneliti percaya bahwa hal ini bisa disebabkan oleh kandungan hormon, senyawa karsinogenik, serta lemak yang ada dalam daging merah.
Sebaliknya, konsumsi protein dari sumber lain, seperti kacang-kacangan dan ikan, telah terbukti terkait dengan penurunan risiko kanker.
Baca juga: Apa Saja Manfaat Minum Kopi? Berikut 8 Daftarnya…
Makan terlalu banyak daging merah dan produk susu tinggi lemak dalam diet tinggi protein dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Asupan lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi dapat memicu masalah kesehatan jantung. Sebuah studi pada 2010 menunjukkan bahwa konsumsi daging merah dan produk susu penuh lemak meningkatkan risiko penyakit jantung koroner pada wanita.
Sebaliknya, konsumsi unggas, ikan, dan kacang-kacangan dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Baca juga: Apakah Minum Protein Shake Bisa Menurunkan Berat Badan?
Konsumsi protein dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan hilangnya kalsium dari tubuh. Hal ini bisa berhubungan dengan masalah kesehatan tulang, termasuk osteoporosis.
Meskipun ada studi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi protein tinggi dan kesehatan tulang yang buruk, penelitian lainnya menunjukkan hasil yang tidak meyakinkan.
Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan dampak konsumsi protein berlebih terhadap kesehatan tulang.
Baca juga: Dapatkah Penderita Diabetes Minum Jus Buah? Ini Penjelasannya...
Meskipun protein sangat penting untuk tubuh, penting untuk mengonsumsi jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
Untuk menjaga keseimbangan, pastikan Anda mengonsumsi protein dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh tanpa berlebihan, dan tetap menjaga asupan nutrisi lainnya agar kesehatan tetap terjaga dengan optimal.
Dengan mengetahui jumlah asupan protein yang tepat, diharapkan masyarakat dapat menjaga kesehatan tubuh dengan lebih baik, sekaligus mencegah akibat kelebihan protein dan kekurangan protein.
Konsultasi secara medis juga penting sehingga bisa mengetahui cara mengatasi kelebihan protein dengan benar.
Baca juga: Manfaat dan Efek Samping Diet Tinggi Protein, Rendah Karbohidrat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.