Merokok atau paparan asap rokok dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung.
Tekanan darah yang tinggi (hipertensi) dapat merusak arteri yang menuju jantung.
Tekanan darah tinggi yang terjadi bersamaan dengan kondisi lain, seperti obesitas, kolesterol tinggi, atau diabetes, semakin meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung.
Kadar kolesterol jahat (lipoprotein densitas rendah/LDL) yang tinggi kemungkinan besar akan mempersempit arteri.
Trigliserida yang tinggi juga meningkatkan risiko serangan jantung.
Kegemukan
Kegemukan dikaitkan dengan faktor risiko serangan jantung seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kadar trigliserida dan kolesterol jahat yang tinggi, serta kadar kolesterol baik yang rendah.
Baca juga: Apa Perbedaan Gejala Angin Duduk dan Serangan Jantung?
Diabetes terjadi karena kadar gula darah tinggi.
Kadar gula darah yang tinggi meningkatkan risiko serangan jantung.
Sindrom metabolik adalah kombinasi dari setidaknya tiga hal berikut, yaitu pinggang membesar (obesitas sentral), tekanan darah tinggi, kolesterol baik rendah, trigliserida tinggi, dan gula darah tinggi.
Jika saudara laki-laki, saudara perempuan, orang tua, atau kakek-nenek pernah mengalami serangan jantung dini (pada usia 55 tahun untuk pria dan pada usia 65 tahun untuk wanita), seseorang mungkin memiliki risiko lebih tinggi.
Kurangnya aktivitas fisik dikaitkan dengan peningkatan risiko seseorang terkena serangan jantung.
Olahraga teratur meningkatkan kesehatan jantung.
Pola makan yang mengandung banyak gula, lemak hewani, makanan olahan, lemak trans, dan garam meningkatkan risiko serangan jantung.
Baca juga: Siapa yang Berisiko Terkena Serangan Jantung? Ini Ulasannya...
Stres emosional, seperti kemarahan yang berlebihan, juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung.