KOMPAS.com - Pemfigus adalah penyakit yang menimbulkan lepuh dan luka pada kulit atau selaput lendir, seperti pada mulut serta pada alat kelamin.
Pemfigus dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terlihat pada orang yang berusia paruh baya.
Perawatan dengan obat biasanya bisa mengendalikan penyakit.
Baca juga: 8 Cara Aman Potong Rambut Kemaluan Pria untuk Hindari Ruam
Pemfigus adalah gangguan autoimun.
Biasanya, sistem kekebalan menghasilkan antibodi untuk melawan penyerang berbahaya, seperti virus dan bakteri.
Tetapi pada pemfigus, tubuh memproduksi antibodi yang merusak sel-sel kulit dan selaput lendir.
Pemfigus tidak menular.
Dalam kebanyakan kasus, tidak diketahui apa yang memicu penyakit ini.
Dalam kasus yang jarang, pemfigus dipicu oleh penggunaan penghambat enzim pengubah angiotensin, penisilamin dan obat-obatan lainnya.
Melansir Cleveland Clinic, gejala utama pemfigus mencakup:
Temui dokter jika memiliki lepuh atau luka yang parah dan terus-menerus di mulut dan kulit.
Baca juga: Penyakit Autoimun
Meskipun kecil kemungkinan terkena pemfigus, tetapi ada baiknya untuk memeriksakan gejalanya.
Dokter mendiagnosis pemfigus dengan riwayat medis dan beberapa tes. Tes ini meliputi:
Pada orang dengan pemfigus yang diinduksi obat, menghentikan penggunaan obat yang menyebabkan pemfigus biasanya dapat meringankan kondisinya.
Dokter menggunakan obat untuk mengobati pemfigus.
Perawatan harus dimulai sedini mungkin untuk menghentikan penyebaran lepuh. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati pemfigus meliputi:
Pada kasus pemfigus yang tidak diinduksi obat, dokter melakukan perawatan dalam tiga tahap.
Kebanyakan orang menjalani semua tahap pengobatan. Tahapannya adalah:
Baca juga: 5 Gejala Penyakit Autoimun yang Umum Dirasakan Pengidapnya
Kemungkinan komplikasi pemfigus meliputi:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.