Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/11/2021, 21:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Nyeri anus merupakan keluhan umum di sekitar anus atau rektum yang dapat menyerang siapa saja, pada usia berapa pun.

Kondisi ini dapat terjadi akibat berbagai faktor penyebab yang kemungkinan akan mengganggu kenyamanan Anda dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Baca juga: 16 Penyebab Anus Sakit dan Cara Mengobatinya

Penyebab

Melansir Healthline, berikut beberapa faktor dan kondisi yang dapat menyebabkan nyeri anus, meliputi:

  • Cedera ringan atau trauma, dapat terjadi akibat hubungan seksual, masturbasi, jatuh, atau cedera lainnya selama aktivitas fisik berlangsung.
  • Infeksi menular seksual (IMS) yang umumnya dapat ditularkan selama seks anal.
  • Wasir, rasa nyeri akan tergantung area wasir berada.
  • Fisura ani, robekan kecil pada jaringan tipis yang melapisi pembukaan rektum.
  • Spasme otot atau proctalgia fugax, kejang otot pada anus.
  • Fistula anal, kelenjar anus tersumbat yang dapat menyebabkan infeksi atau abses.
  • Hematoma perianal, terjadi ketika kumpulan darah mengalir ke jaringan di sekitar lubang anus dan menyebabkan benjolan di lubang anus.
  • Sindrom ulkus dubur soliter, perkembangan bisul di rektum.
  • Wasir Trombosis, gumpalan darah yang berkembang di wasir eksternal.
  • Tenesmus, nyeri anus akibat kram yang sering dikaitkan dengan penyakit radang usus.
  • Penyakit radang usus, sekelompok gangguan usus yang dapat menyebabkan peradangan, nyeri, dan pendarahan pada saluran pencernaan.
  • Proktitis, peradangan pada lapisan rektum.
  • Abses perianal, infeksi akibat bakteri, kotoran, atau benda asing yang memasuki kelenjar atau rongga anus.
  • Impaksi tinja, dapat menyebabkan nyeri akibat massa tinja yang mengeras di rektum.
  • Prolaps rektum,terjadi ketika rektum menonjol keluar dari anus.
  • Sindrom Levator, suatu kondisi yang menyebabkan rasa sakit atau nyeri di dalam dan sekitar anus.

Gejala

Nyeri anus umumnya dapat disertai dengan rasa gatal, rasa sakit yang menyengat, ketidaknyamanan, atau berdarah.

Baca juga: 11 Penyebab Anus Sakit yang Penting Diketahui

Meskipun sebagian besar kondisi ini dapat pulih dengan mudah, Anda harus segera menemui dokter jika nyeri anus terjadi secara teratur, memburuk, atau menyebar ke bagian bawah tubuh lainnya.

Mengutip Healthline, berikut faktor-faktor lain yang dapat menyertai nyeri anus, yaitu:

  • Demam
  • Meriang atau panas dingin
  • Pendarahan yang konsisten
  • Rektum menonjol.

Diagnosis

Berdasarkan Spire Healthcare, berikut jenis-jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis nyeri anus, meliputi:

  • Diskusi mengenai gejala dan riwayat kesehatan
  • Pemeriksaan anus, mendeteksi benjolan, pendarahan, dan area nyeri
  • Sigmoidoskopi, mencari kelainan yang dapat menyebabkan rasa nyeri
  • Pemindaian ultrasound dan MRI, mengukur kekuatan kontraksi otot anus.

Perawatan

Melansir Spire Healthcare, perawatan untuk nyeri anus dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Baca juga: 7 Penyebab Fisura Ani, Robekan di Lapisan Anus yang Perlu Diwaspadai

Perawatan medis

  • Resep antibiotik, obat pencahar, atau krim khusus
  • Operasi kecil untuk menghilangkan wasir yang menyakitkan
  • Penggunaan inhaler salbutamol, mengendurkan otot-otot di sekitar anus
  • Terapi biofeedback, mempelajari cara mengendurkan otot dasar panggul
  • Stimulasi electrogalvanic, mengurangi sensitivitas saraf di dalam dan sekitar anus.

Perawatan rumahan

  • Makan makanan yang kaya akan serat
  • Olahraga secara teratur
  • Minum banyak air
  • Mandi air hangat
  • Minum obat yang dijual bebas seperti parasetamol atau ibuprofen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com