Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 06/07/2023, 13:49 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Waspada Penyakit Antraks
Divalidasi oleh:
Waspada Penyakit Antraks

Antraks adalah penyakit menular pada hewan yang dapat menjangkiti manusia. Kenali berbagai fakta seputar penyakit ini.

KOMPAS.com - Antraks adalah salah satu penyakit infeksi yang ditularkan dari binatang, terutama hewan ternak seperti sapi, kambing, domba, dan hewan herbivora lainnya.

Penyakit yang menyerang hewan ini juga bisa menginfeksi manusia. Perlu diketahui, antraks disebabkan bakteri Bacillus anthracis.

Normalnya, bakteri menghasilkan spora yang tidak aktif dan dapat hidup di tanah selama bertahun-tahun.

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Kita Mengalami Antraks? Simak Ulasannya...

Ketika spora berhasil masuk ke dalam tubuh binatang atau manusia spora menjadi aktif dan dapat berkembang biak.

Spora aktif akan membelah diri dan menghasilkan racun lalu menyebarkannya ke seluruh tubuh sehingga menimbulkan penyakit.

Infeksi bakteri penyebab antraks dapat menimbulkan gejala yang bervariasi. Penyakit ini dapat menyerang kulit, paru-paru, dan saluran pencernaan.

Gejala

Dikutip dari Mayo Clinic, gejala antraks dapat bervariasi sesuai dengan jalur masuk bakteri ke dalam tubuh.

Gejala antraks biasanya muncul dalam waktu enam hari setelah paparan bakteri. Namun, bakteri yang terhirup mungkin baru menunjukkan gejala setelah enam minggu.

Berikut beberapa gejala antraks berdasarkan cara penularannya:

  • Antraks kulit

Bakteri penyebab antraks dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka terbuka pada kulit.

Berikut beberapa gejala infeksi antraks yang menyerang kulit:

    1. Benjolan kulit yang terasa gatal dan dengan cepat berubah menjadi luka dengan pusatnya berwarna hitam, seperti borok, tanpa disertai rasa sakit
    2. Pembengkakan pada area luka dan di dekat kelenjar getah bening
    3. Terkadang muncul gejala yang menyerupai flu, seperti demam dan sakit kepala.
  • Antraks gastrointestinal

Mengonsumsi daging hewan terinfeksi yang kurang matang dapat menyebabkan antraks gastrointestinal.

Antraks gastrointestinal menyerang saluran pencernaan, mulai dari tenggorokan hingga usus besar.

Berikut beberapa gejala antraks gastrointestinal:

    1. Mual
    2. Muntah
    3. Sakit perut
    4. Sakit kepala
    5. Kehilangan nafsu makan
    6. Demam
    7. Sakit tenggorokan dan sulit menelan
    8. Muncul benjolan pada leher
    9. Pada kasus yang parah, penderita dapat mengalami diare dan buang air besar berdarah.

Baca juga: Bagaimana Manusia Bisa Tertular Antraks? Berikut Faktanya...

  • Antraks inhalasi

Kondisi ini terjadi ketika spora bakteri Bacillus anthracis terhirup. Antraks inhalasi merupakan jenis antraks yang paling berbahaya dan mematikan.

Gejala antraks inhalasi, di antaranya:

    1. Diawali dengan gejala menyerupai flu selama beberapa jam atau hari, seperti demam, sakit tenggorokan, kelelahan, dan nyeri otot
    2. Dada terasa sakit
    3. Sesak napas
    4. Mual
    5. Batuk berdarah
    6. Terasa sakit saat menelan
    7. Demam tinggi
    8. Kesulitan bernapas
    9. Syok, yaitu kondisi berbahaya ketika tekanan darah menurun secara drastis
    10. Meningitis, yaitu peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang.

Baca juga: Terlihat Sama, Ini Beda Infeksi Virus dan Bakteri

Baca juga: Apakah Penyakit Antraks Menular? Berikut Faktanya...

  • Antraks injeksi

Penggunaan jarum suntik ilegal, seperti pada pemakaian obat-obatan terlarang dengan suntikan dapat menyebabkan antraks injeksi yang ditandai dengan gejala:

    1. Kemerahan pada area yang disuntik
    2. Pembengkakan
    3. Syok
    4. Beberapa organ gagal berfungsi
    5. Meningitis.

Penyebab

Melansir WebMD, antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang hidup di tanah.

Bakteri menghasilkan spora yang dapat bertahan, bahkan bertahun-tahun lamanya di dalam tanah.

Spora yang masuk ke dalam tubuh akan melepaskan bakteri yang menghasilkan racun yang membahayakan tubuh.

Terdapat beberapa cara yang dapat menyebabkan seseorang terpapar spora atau bakteri Bacillus anthracis, di antaranya:

  • Tidak sengaja menghirup spora
  • Mengonsumsi bahan makanan atau benda yang tercemar spora antraks
  • Melakukan kontak langsung dengan bahan yang tercemar spora dan masuk ke tubuh melalui luka di kulit
  • Menyuntikkan obat terlarang atau tercemar yang dikenal sebagai “injection anthrax”.

Baca juga: Memahami Cara Kerja Antibiotik dalam Membasmi Infeksi Bakteri

Faktor risiko

Menurut Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terserang penyakit ini, yaitu:

  1. Berada di daerah yang memiliki riwayat antraks
  2. Pekerja laboratorium yang menangani antraks di laboratorium
  3. Melakukan pekerjaan yang menangani bagian tubuh hewan, seperti kulit, bulu, atau wol binatang yang berasal dari daerah dengan kasus antraks yang tinggi
  4. Bekerja sebagai dokter hewan, terutama yang menangani hewan ternak
  5. Menggunakan jarum suntik ilegal dalam penyalahgunaan obat-obatan terlarang, seperti heroin.

Diagnosis

Merangkum Healthline dan WebMD, selain melakukan pemeriksaan fisik dan anamnesis mengenai gejala, dokter juga akan melakukan beberapa tes berikut:

  1. Pemeriksaan kulit
    Dokter akan mengambil sampel kulit atau cairan yang terkena untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium
  2. Tes darah
    Dokter akan mengambil darah penderita untuk mendeteksi adanya bakteri antraks di dalam darah
  3. Rontgen dada atau CT scan
    Pemeriksaan ini dilakukan jika dokter mencurigai kondisi antraks inhalasi
  4. Pemeriksaan feses
    Pemeriksaan ini dilakukan untuk untuk mendiagnosis antraks gastrointestinal dengan memeriksa sampel feses untuk menemukan bakteri antraks
  5. Pungsi lumbal (spinal tap)
    Pada prosedur ini dokter akan memasukkan sebuah jarum untuk mengambil cairan saraf tulang belakang lalu diperiksa lebih lanjut di laboratorium
  6. Endoskopi
    Pada pemeriksaan endoskopi, dokter akan menggunakan alat khusus yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk memeriksa organ dalam saluran pencernaan.

Baca juga: Cara Terbaik Cuci Buah dan Sayur untuk Hilangkan Bakteri

Perawatan

Dirangkum dari Mayo Clinic dan Healthline, penanganan antraks akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan penderita, apakah mengalami gejala atau tidak.

Penderita antraks tanpa gejala umumnya ditangani dengan pemberian antibiotik, antitoksin, dan vaksin antraks.

Sedangkan penanganan penderita bergejala akan dilakukan dengan pemberian antibiotik, seperti ciprofloxacin atau doxycycline selama 60 hingga 100 hari.

Terapi antitoksin juga dapat menghilangkan racun yang disebabkan oleh infeksi Bacillus anthracis.

Pada kasus serius, penderita antraks mungkin memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Hal ini bertujuan agar mereka mendapat bantuan pernapasan, seperti ventilator dan obat untuk meningkatkan tekanan darah atau vasopresor.

Komplikasi

Menurut Mayo Clinic, antraks dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:

  • Tubuh tidak dapat merespons infeksi secara normal yang mengakibatkan kerusakan beberapa sistem organ tubuh, yang disebut sepsis
  • Peradangan pada selaput dan cairan otak dan tulang belakang (meningitis) yang dapat menyebabkan perdarahan hebat, bahkan berujung pada kematian

Pencegahan

Merangkum Centers for Disease Control and Prevention dan Cleveland Clinic, berikut beberapa cara untuk mengurangi risiko terkena antraks:

Baca juga: Cara Mengetahui Daging Sapi Giling Tidak Layak Konsumsi

  1. Lakukan vaksinasi antraks jika melakukan pekerjaan yang berisiko tertular antraks
  2. Jangan mengonsumsi daging mentah atau setengah matang ketika mengunjungi daerah dengan kasus antraks yang tinggi
  3. Hindari kontak langsung dengan hewan ternak atau bangkai hewan yang diduga terinfeksi antraks.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com