KOMPAS.com - Gastroparesis adalah suatu kondisi yang mempengaruhi gerakan spontan normal otot (motalitas) di perut.
Biasanya, kontraksi otot yang kuat mendorong makanan melalui saluran pencernaan.
Tetapi jika seseorang menderita gastroparesis, motilitas perut melambat atau tidak bekerja sama sekali, sehingga perut tidak dapat mengosongkan isiannya dengan benar.
Baca juga: 9 Cara Mencegah Asam Lambung Naik ke Kerongkongan
Penyebab pasti gastroparesis tidak diketahui.
Kendati begitu, gastroparesis diyakini disebabkan oleh gangguan sinyal saraf ke perut. Kondisi ini merupakan komplikasi umum dari diabetes.
Faktor risiko gastroparesis meliputi:
Gejala umum dari gastroparesis antara lain:
Buat janji dengan dokter jika memiliki tanda atau gejala yang mengkhawatirkan terkait masalah pencernaan.
Baca juga: Asam Lambung Naik Bikin Sesak, Apa yang Harus Dilakukan?
Beberapa tes yang diperlukan untuk diagnosis gastroparesis meliputi:
Penderita diabetes harus selalu mengontrol kadar gula darahnya.
Kontrol kadar gula darah yang lebih baik dapat memperbaiki gejala gastroparesis.
Makan makanan lunak juga dapat membantu meringankan beberapa gejala.
Obat-obatan yang dapat membantu meredakan gejala adalah:
Perawatan lain yang bisa dilakukan antara lain:
Gastriparesis yang berkelanjutan dapat menyebabkan:
Baca juga: 6 Cara Menghilangkan Mual Karena Asam Lambung Naik
Orang dengan diabetes berisiko terkena komplikasi serius berupa perubahan gula darah yang buruk.
Karena gastroparesis menyerang tanpa penyebab yang diketahui, kondisi ini dapat dicegah.
Tetapi ada hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya gastroparesis, seperti dengan:
Baca juga: Beda Refluks Asam Lambung, Heartburn, dan GERD
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.