KOMPAS.com – World Health Organization (WHO) Indonesia pada 8 Maret 2020, mengeluarkan pernyataan yang secara lebih spesifik mengingatkan masyarakat Indonesia mengenai kaitan antara Covid-19 dengan perilaku merokok.
Dalam laman resmi WHO, Dr. N. Paranietharan, WHO Representative to Indonesia menyatakan, “Perokok berisiko tinggi untuk penyakit jantung dan penyakit pernapasan, yang merupakan faktor risiko tinggi untuk mengembangkan penyakit parah atau kritis dengan Covid-19”.
Dia kemudian menambahkan, “Karena itu, perokok di Indonesia berisiko tinggi terkena Covid-19”.
Baca juga: Waspadai 4 Cara Penularan Virus Corona
Berlawanan dengan beberapa kesalahan informasi yang beredar, tidak ada bukti bahwa segala bentuk merokok mengurangi risiko terinfeksi virus corona.
Sementara, WHO Indonesia menyarankan orang-orang dari segala usia untuk senantiasa melakukan tindakan-tindakan yang dapat melindungi diri dari ancaman virus ini, seperti:
Terkait pernyataan WHO soal perokok berisiko tinggi terkena Covid-19, ada sejumlah riset yang dapat mendukung anggapan tersebut.
Berikut beberapa literaturnya:
1. Epidemiological and clinical features of the 2019 novel coronavirus outbreak in China oleh Yang Yang, dkk., medRxiv, 2020
Sekelompok peneliti dari Cina dengan beragam latar belakang institusi, di antaranya Beijing Institute of Microbiology and Epidemiology, University of Florida, dan Chinese Centre for Disease Control and Prevention, menyebutkan keparahan virus corona pada laki-laki di China lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Hal itu dapat disebabkan karena laki-laki di China kebanyakan adalah perokok berat. Studi ini juga menyebutkan 61,5 persen penderita pneumonia berat akibat corona virus adalah laki-laki dan tingkat kematian 4,45 persen pada pasien laki-laki, sementara 1,25 persen pada pasien perempuan.
Baca juga: Dokter: Kasa Steril Bisa Jadi Alternatif Cegah Virus Corona Saat Masker Langka
2. Analysis of factors associated with disease outcomes in hospitalized patients with 2019 novel coronavirus disease oleh Wei Liu, dkk., Chinese Medical Journal, 2020
Dalam studi tersebut disebutkan, 78 pasien virus corona dengan pneumonia selama 2 minggu perawatan ditemukan bahwa 11 pasien memburuk dan 67 pasien kondisinya membaik.
Dari 11 pasien yang memburuk, 27 persen di antaranya diketahui memiliki riwayat merokok, sementara dari kelompok yang kondisinya membaik hanya 3 persen yang punya riwayat merokok.
3. Epidemiological and clinical characteristics of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: a descriptive study oleh Prof. Nanshan Chen, dkk., The Lancet, 2020
Studi tersebut menyebutkan 99 orang pasien dari Wuhan Jinyintan Hospital dirawat selama 20 hari.