KOMPAS.com - Besarnya tekanan darah bisa berubah-ubah sepanjang waktu sebagai respons dari suasana hati, aktivitas, sampai posisi tubuh.
Melansir NHS, tekanan darah adalah ukuran kekuatan jantung saat memompa darah ke seluruh tubuh.
Besar kecilnya tekanan darah diukur dengan alat tensimeter. Satuan pengukuran tekanan darah yakni milimeter air raksa atau mmHg.
Baca juga: 11 Penyebab Tekanan Darah Naik Mendadak yang Kerap Tidak Disadari
Ada dua jenis tekanan darah yang diukur, yakni sistolik dan diastolik. Sistolik adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Dan diastolik adalah tekanan saat jantung beristirahat di antara detak.
Sebagai panduan umum, hasil pengukuran tensi:
Ada beberapa faktor yang memengaruhi besarnya tekanan darah seseorang. Melansir Suntech Medical, berikut beberapa di antaranya:
Penelitian menunjukkan, manset alat pengukur tekanan darah yang terlalu kecil dapat membuat hasil pengukuran tekanan darah sistolik naik sekitar 10-40 mmHg.
Sebelum menggunakan alat tensimeter, setiap orang perlu memastikan ukuran manset yang digunakan sesuai dengan lingkar lengan.
Saat mengukur tekanan darah, pastikan manset alat tensimeter yang digunakan menempel langsung di lengan.
Penggunaan manset alat pengukuran tekanan darah bisa memengaruhi besarnya tekanan darah sistolik antara 10-50 mmHg.
Baca juga: Penyebab Tekanan Darah Naik di Pagi Hari
Sebelum mengukur tekanan darah, setiap orang perlu istirahat dulu sekitar 3-5 menit agar hasil pengukurannya lebih akurat.
Agar lebih rileks, sebelum ditensi upayakan untuk duduk tenang dan bersandar di kursi dan bernapas dalam-dalam.
Aktivitas seperti olahraga, makan, atau banyak bergerak bisa menaikkan tekanan darah sistolik antara 10-20 mmHg.
Saat mengukur tekanan darah, pastikan lengan, punggung, dan kaki tidak disilangkan atau ditopang. Usahakan untuk duduk di kursi yang nyaman.
Jika punggung tidak ditopang atau bersandar, hasil pengukuran tekanan darah diastolik bisa naik sampai 6 mmHg.