KOMPAS.com - Hilangnya kontrol untuk mengeluarkan urin menandakan seseorang mengalami kandung kemih bocor atau disebut sebagai inkontinensia urin.
Mengutip Cleveland Clinic, kandung kemih merupakan bagian dari sistem kemih bersama dengan ginjal, ureter, dan uretra, yang berfungsi untuk menyaring dan membuang zat limbah dengan cara menghasilkan urin.
Inkontinensia urin dapat terjadi pada siapa saja.
Namun, lebih sering dialami oleh wanita dari pada pria yang telah melahirkan atau mengalami menopause.
Anda juga lebih mungkin mengalami inkontinensia urin seiring bertambahnya usia.
Baca juga: 8 Penyebab Kanker Kandung Kemih yang Perlu Diwaspadai
Sebab, pada saat itu otot penyangga organ panggul melemah. Artinya, kandung kemih dan uretra memiliki dukungan yang lebih sedikit untuk mengontrol urin yang keluar.
Mengutip National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), ciri-ciri kandung kemih bocor dapat Anda amati sebagai berikut:
Baca juga: 4 Gejala Kanker Kandung Kemih yang Perlu Diwaspadai
Mengutip Medical News Today, ciri-ciri utama kandung kemih bocor adalah keluarnya kencing secara tidak sengaja (kebocoran).
Namun, kapan dan bagaimana kebocoron kencing terjadi akan tergantung pada jenis penyakitnya, sebagai berikut:
Jenis inkontinensia urin ini yang paling umum, terutama di kalangan wanita yang telah melahirkan atau mengalami menopause.
Dalam hal ini "stres" mengacu pada tekanan fisik, bukan stres mental.
Ketika kandung kemih dan otot-otot yang terlibat dalam kontrol urin ditempatkan di bawah tekanan ekstra tiba-tiba, orang tersebut mungkin bisa buang air kecil tanpa sadar.
Ciri-ciri kandung kemih bocor pada jenis ini seperti kencing tanpa sadar saat:
Baca juga: Kanker Kandung Kemih: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Jenis inkontinensia urin ini juga dikenal sebagai inkontinensia refleks atau "kandung kemih yang terlalu aktif".
Ini adalah jenis kandung kemih bocor yang paling umum kedua.