Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2021, 09:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tulang kering merupakan tulang terbesar kedua pada tungkai kaki yang menghubungkan lutut dengan pergelangan kaki.

Tulang kering, yang dikenal sebagai tibia, juga berfungsi untuk menyangga otot-otot tungkai bawah, serta menopang dan menjaga postur tubuh.

Kaki menjadi bagian tubuh yang selalu digunakan manusia untuk beraktivitas sehingga kaki lebih berisiko mengalami cedera daripada bagian tubuh lain.

Cedera juga dapat terjadi pada bagian tungkai kaki, terutama pada bagian tulang kering. Salah satu cedera pada tulang kering adalah bidai tulang kering.

Baca juga: 6 Posisi Duduk yang Benar untuk Menjaga Kesehatan Tulang

Bidai tulang kering merupakan istilah yang menggambarkan rasa sakit yang dirasakan di sepanjang tulang kering, yaitu mulai lutut hingga pergelangan kaki.

Dalam istilah medis, kondisi ini disebut medial tibial stress syndrome (MTSS) yang terjadi karena peradangan pada otot, tendon, dan jaringan tulang di sekitar tibia.

Orang yang melakukan aktivitas fisik berat atau olahraga, seperti tenis, bulutangkis, sepak bola, dan basket cenderung lebih berisiko mengalami bidai tulang kering.

Terkadang, bidai tulang kering menimbulkan rasa sakit yang sangat menyakitkan yang menyebabkan penderita harus menghentikan aktivitas.

Gejala

Melansir Healthline, gejala dari bidai tulang kering, di antaranya adalah:

  • nyeri tumpul (seperti ditekan atau diremas) pada bagian depan kaki bawah
  • rasa sakit yang semakin terasa saat beraktivitas atau berolahraga
  • nyeri pada kedua sisi tulang kering
  • otot terasa sakit
  • rasa sakit di sepanjang bagian dalam kaki bagian bawah
  • bagian dalam kaki bawah lebih sensitif terhadap sentuhan, misalnya terasa lembut atau nyeri saat diraba
  • pembengkakan pada kaki bagian bawah
  • kesemutan dan kelemahan pada kaki

Penyebab

Dikutip dari OrthoInfo, bidai tulang kering terjadi ketika tulang kering dan jaringan ikat, yang menempelkan otot ke tulang, bekerja terlalu keras.

Baca juga: Cedera Olahraga, Begini Penanganan yang Tepat Menurut Dokter

Tekanan yang berlebihan ini menyebabkan pembengkakan otot dan menambah tekanan pada tulang sehingga timbul rasa sakit dan peradangan.

Faktor risiko

Dirangkum dari Healthline dan Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami bidai tulang kering, yaitu:

  1. Memiliki kelainan bentuk telapak kaki, seperti flat feet atau lengkung telapak kaki yang tinggi atau high arches
  2. Menderita lemah otot di paha atau pantat
  3. Kurangnya fleksibilitas
  4. Melakukan olahraga dengan teknik yang tidak tepat
  5. Berlari di permukaan yang miring atau medan yang tidak rata, dan keras
  6. Menggunakan sepatu yang tidak tepat untuk berlari atau berolahraga
  7. Menambah frekuensi, durasi, atau intensitas aktivitas fisik secara tiba-tiba
  8. Berprofesi sebagai atlet, tentara, penari, atau profesi lain yang melibatkan banyak tekanan pada otot kaki

Diagnosis

Dilansir dari OrthoInfo, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada tungkai kaki untuk mengetahui lokasi nyeri dan melihat rentang gerak kaki penderita.

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan pencitraan, seperti rontgen, MRI scan, atau scan tulang untuk memastikan penyebab lain dari nyeri pada tulang kering.

Beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan nyeri pada tulang kering adalah:

Baca juga: 4 Pertolongan Pertama Penanganan Cedera Olahraga Ringan

  • Tendinitis
  • Patah tulang
  • Sindrom kompartemen

Perawatan

Mengutip Healthline, bidai tulang kering biasanya dapat sembuh setelah penderita menghentikan aktivitas fisik atau olahraga yang memberi tekanan lebih pada tulang kering.

Durasi istirahat biasanya disarankan sekitar dua minggu yang disertai beberapa terapi mandiri berikut:

  • Posisikan kaki lebih tinggi saat berbaring
  • Gunakan kompres dingin pada area yang nyeri, untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit
  • Konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang dijual bebas, seperti ibuprofen, naproxen, atau paracetamol, untuk mengurangi nyeri dan peradangan
  • Gunakan perban elastis sebagai penyangga dan mengurangi tekanan pada tulang kering
  • Terapi orthotic, yaitu penggunaan alat semacam bantalan alas kaki untuk membantu kondisi kaki yang bermasalah, seperti flat feet dan high arches

Sebelum benar-benar pulih, penderita sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik yang berat atau dalam waktu yang lama, termasuk olahraga berat.

Pada kasus yang parah, dimana bidai tulang kering menyebabkan nyeri hebat dan gejala berlangsung hingga beberapa bulan maka dokter mungkin akan melakukan operasi.

Prosedur operasi untuk mengobati bidai tulang kering disebut fasciotomy, yaitu prosedur untuk mengurangi tekanan melalui sayatan kecil pada fascia.

Baca juga: 10 Macam-macam Cedera Olahraga yang Paling Sering Terjadi

Fascia merupakan lapisan atau selubung tipis dan berwujud jaringan mirip serat yang menyelimuti semua otot dan organ manusia.

Pencegahan

Merangkum OrthoInfo dan Healthline, berikut beberapa cara untuk mencegah bidai tulang kering:

  1. Gunakan alas kaki yang tepat saat berolahraga dan ukuran yang pas
  2. Seseorang dengan telapak kaki datar atau flat feet dapat menggunakan bantalan telapak kaki untuk mengurangi tekanan pada tulang kering
  3. Lakukan pemanasan sebelum melakukan olahraga, setidaknya selama 10 menit
  4. Lakukan peregangan sebelum dan setelah berolahraga
  5. Hindari berolahraga pada permukaan yang keras, miring, atau medan yang tidak rata
  6. Tingkatkan intensitas dan durasi latihan secara bertahap
  7. Lakukan variasi gerakan saat berolahraga untuk mencegah tekanan berlebihan pada otot tertentu
  8. Lakukan olahraga dan aktivitas sesuai kemampuan tubuh, tidak berlebihan atau terlalu memaksakan diri
  9. Lakukan latihan untuk memperkuat dan menstabilkan otot kaki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com