Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2021, 12:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Intoleransi laktosa merupakan gangguan pencernaan akibat tubuh tidak dapat mencerna laktosa atau gula yang ditemukan dalam susu dengan baik.

Kondisi ini menyebabkan sistem pencernaan tidak dapat menghasilkan enzim alami bernama laktase yang berfungsi untuk mengubah laktosa menjadi sumber energi.

Baca juga: Apa Beda Gejala Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu?

Penyebab

Melansir Medical News Today, laktase adalah enzim yang diproduksi oleh usus kecil.

Enzim ini digunakan untuk mencerna laktosa menjadi komponen galaktosa dan glukosa, yang kemudian diserap ke dalam aliran darah menjadi sumber energi.

Jika kadar laktase seseorang rendah, laktosa tidak dapat diserap ke dalam darah dan justru akan bergerak ke usus bsar yang menciptakan lebih banyak gas.

Hal tersebut yang menyebabkan penderita merasakan ketidaknyamanan, gangguan pencernaan, dan gejala lainnya.

Jenis

Mengutip Healthline, terdapat beberapa jenis intoleransi laktosa yang dibedakan berdasarkan penyebabnya, seperti:

  • Defisiensi laktase primer, merupakan jenis intoleransi laktosa umum yang terjadi ketika bayi beradaptasi dari susu ke makanan padat
  • Defisiensi laktase kongenital, dilahirkan dengan mutasi genetik mengakibatkan produksi laktase yang sangat sedikit atau tidak ada sama sekali
  • Defisiensi laktase familial, ketika seseorang menghasilkan cukup laktase, tetapi tidak dapat mencerna laktosa untuk diserap ke dalam aliran darah

Pada beberapa kasus, kadar laktase dapat turun sejak usia dini dengan gejala yang baru muncul saat anak sudah lebih besar atau menjadi orang dewasa.

Gejala

Pada umumnya, gejala kondisi ini akan muncul setelah Anda mengonsumsi susu atau produk olahan susu lainnya yang mengandung laktosa.

Baca juga: Tanda-Tanda Intoleransi Laktosa yang Harus Diwaspadai

Gejala dapat berkisar dari ketidaknyamanan ringan hingga reaksi parah tergantung dengan tingkat toleransi yang dimiliki dan jumlah laktosa yang dikonsumsi.

Berdasarkan Medical News Today, gejala intoleransi laktosa yang dapat terjadi meliputi:

  • Perut kembung
  • Sakit perut dan kram
  • Mual
  • Diare
  • Bersendawa
  • Sering buang angin

Diagnosis

Menurut Healthline, terdapat jenis-jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis intoleransi laktosa Anda, meliputi:

  • Tes darah, mengukur reaksi tubuh terhadap cairan yang mengandung kadar laktosa tinggi
  • Tes napas hidrogen, mengukur jumlah hidrogen dalam napas setelah mengonsumsi minuman dengan kadar laktosa tinggi
  • Tes keasaman tinja, umumnya digunakan pada bayi dan anak-anak untuk mengukur jumlah asam laktat dalam sampel tinja

Perawatan

Pada dasarnya, belum ditemukan perawatan yang dapat meningkatkan produksi laktase dalam tubuh untuk mengatasi kondisi ini.

Baca juga: Alergi Susu

Oleh karena itu, perawatan untuk intoleransi laktosa adalah dengan melibatkan pengurangan atau menghilangkan produk susu sepenuhnya dari makanan.

Dilansir dari Healthline, berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menangani intoleransi laktosa Anda di bawah pengawasan dokter, yaitu:

  • Menambahkan suplemen laktase pada makanan atau minuman yang ingin dikonsumsi untuk membantu tubuh beradaptasi dalam mencerna laktosa
  • Mengonsumsi susu yang terbuat dari kedelai, gandum, atau kacang almond
  • Obat probiotik yang dapat mengatasi gangguan pencernaan dan membantu tubuh mencerna laktosa
  • Suplemen kalsium agar tubuh tidak kekurangan nutrisi yang terdapat dalam susu

Selain itu, Anda harus memeriksa label makanan dengan cermat dan hati-hati untuk menghindari gejala intoleransi laktosa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com