Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2021, 18:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serangan panik (panic attack) merupakan perasaan teror yang muncul secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.

Orang dengan serangan panik dapat merasa seperti seolah mengalami serangan jantung, atau sekarang dan menjadi gila.

Sebuah serangan panik dapat berlangsung dari 5 hingga 20 menit. Dalam kondisi tertentu, gejala dapat berlangsung hingga satu jam.

Baca juga: Bagaimana Serangan Panik Bisa Menyebabkan Sesak Napas?

Gejala

Pengalaman serangan panik dapat berbeda bagi setiap orang dengan gejala yang bervariasi.

Beberapa gejala serangan panik meliputi:

  • detak jantung cepat atau palpitasi
  • sesak napas
  • perasaan tersedak
  • pusing atau vertigo
  • tubuh terasa ringan
  • gemetar
  • sakit dada atau perut
  • kesulitan bernapas
  • kelemahan atau pusing
  • berkeringat
  • merasa panas atau kedinginan
  • tangan kesemutan atau mati rasa
  • mual
  • kedinginan
  • mati rasa
  • mulut kering
  • telinga berdengung

Banyaknya serangan panik yang muncul tergantung pada kondisi penderitanya.

Dalam beberapa kasus, seseorang hanya mengalami sekali atau dua kali sebulan. Dalam kasus lain, terdapat orang yang mengalami serangan beberapa kali seminggu.

Baca juga: Alami Serangan Panik Saat Tidur, Apa yang Harus Dilakukan?

Serangan panik tidak berbahaya. Serangan yang timbul tidak akan menyebabkan cedera fisik dan kecil kemungkinan penderitanya dirawat di rumah sakit.

Perlu dicatat bahwa gejala yang disebutkan juga dapat menjadi gejala dari kondisi lain.

Segera hubungi dokter atau spesialis kesehatan mental jika gejala muncul secara berulang agar dapat segera ditangani.

Penyebab

Tidak ada penyebab pasti yang dapat menyebabkan gangguan panik. Asumsinya adalah penderita gangguan panik lebih sensitif dalam menanggapi rasa takut.

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan panik dapat terkait secara genetik. Namun, belum ada bukti kuat akan hal tersebut.

Tingkatan stres yang meningkat dapat menjadi pemicu dari terjadinya serangan panik. Jika berlanjut, serangan panik dapat berkembang menjadi gangguan panik.

Gangguan panik adalah kondisi saat seseorang mengalami serangan panik yang berulang secara tidak terduga.

Diagnosis

Tidak ada tes laboratorium khusus untuk mengkonfirmasi gangguan panik.

Namun, karena gejalanya mirip dengan serangan jantung, dokter mungkin akan mengesampingkan kemungkinan masalah kesehatan lainnya.

Perawatan

Dalam serangan panik yang masih tergolong ringan dan jarang terjadi, terdapat beberapa pilihan penanganan yang dapat dilakukan di rumah, seperti:

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan saat Menghadapi Penderita Serangan Panik?

  • membuat jam tidur yang teratur
  • berolahraga secara teratur
  • tidur cukup
  • menghindari stimulan seperti kafein
  • beristirahat di sela-sela kesibukan
  • pilihan terapi daring
  • meditasi

Namun, jika serangan panik sudah tergolong parah dan terjadi beberapa kali dalam seminggu, segera cari bantuan profesional.

Spesialis kesehatan mental akan menganjurkan terapi seperti psikoterapi atau terapi tingkah laku kognitif (CBT) agar dapat memelajari soal penanganan kecemasan yang dialami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau