Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2021, 17:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cacat intelektual merupakan kondisi saat otak anak belum berkembang dengan baik atau mengalami gangguan.

Akibatnya, kemampuan mental di bawah rata-rata dan memiliki keterampilan dasar yang terbatas.

Otak mereka juga mungkin tidak berfungsi dalam kisaran normal secara fungsi intelektual dan adaptif.

Baca juga: Sarapan Bisa Mengubah Otak Anak Menjadi Seperti Ini

Pada masa lalu, para ahli kesehatan menyebut kondisi ini sebagai keterbelakangan mental (retardasi mental).

Cacat intelektual melibatkan permasalahan IQ rendah dan masalah menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari, seperti ketidakmampuan belajar, berbicara, sosial, dan fisik.

Penderita cacat intelektual yang parah dapat didiagnosis segera sejak lahir.

Namun, terdapat banyak kasus bahwa kondisi ini tidak disadari hingga tingkat perkembangan yang ideal gagal dicapai.

Hampir semua kasus cacat intelektual didiagnosis saat seorang anak mencapai usia 18 tahun.

Klasifikasi

Terdapat empat tingkatan cacat intelektual, yaitu:

  • ringan (IQ 50-55 hingga 70)
  • sedang (IQ 35-40 hingga 50-55)
  • berat (IQ 20-25 hingga 35-40)
  • menonjol (IQ di bawah 20)

Gejala

Terdapat berbagai tanda dari cacat intelektual pada anak-anak. Gejala dapat muncul selama masa bayi dan tidak terlihat hingga penderita mencapai usia sekolah.

Seringkali gejala dapat muncul tergantung pada tingkat keparahan kecacatan.

Baca juga: Manfaat Tidur Siang untuk Perkembangan Otak Anak yang Sayang Diabaikan

Beberapa tanda cacat intelektual yang paling umum, di antaranya:

  • berguling, duduk, merangkak, atau berjalan terlambat
  • berbicara terlambat atau kesulitan berbicara
  • lambat menguasai hal-hal seperti latihan toilet, berpakaian, dan makan sendiri
  • kesulitan mengingat sesuatu
  • ketidakmampuan untuk menghubungkan tindakan dengan konsekuensi
  • masalah perilaku seperti tantrum yang meledak-ledak
  • kesulitan dengan pemecahan masalah atau pemikiran logis
  • kurangnya rasa ingin tahu
  • sulit berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain

Penderita cacat intelektual juga memiliki risiko tinggi rentan terhadap masalah kesehatan lainnya, seperti kejang, gangguan keterampilan motorik, masalah penglihatan, atau masalah pendengaran.

Anak dengan cacat intelektual juga mungkin memiliki beberapa masalah perilaku sebagai berikut:

  • agresi
  • ketergantungan
  • penarikan diri dari kegiatan sosial
  • perilaku mencari perhatian
  • depresi selama masa remaja
  • kurangnya kontrol impuls
  • kepasifan
  • kecenderungan
  • melukai diri sendiri
  • sikap keras kepala
  • tingkat percaya diri rendah
  • toleransi rendah terhadap frustrasi
  • gangguan psikotik
  • kesulitan memerhatikan

Baca juga: 7 Makanan yang Penting untuk Perkembangan Otak Anak

Penyebab

Penyebab spesifik cenderung sulit untuk diketahui. Namum, penyebab cacat intelektual dapat mencakup:

  • trauma sebelum lahir, seperti infeksi, paparan alkohol, atau racun lainnya
  • trauma selama kelahiran, seperti kekurangan oksigen atau lahir prematur
  • kelainan bawaan, seperti fenilketonuria (PKU) atau penyakit Tay-Sachs
  • kelainan kromosom, seperti sindrom Down
  • keracunan timbal atau merkuri
  • malnutrisi parah atau masalah diet lainnya
  • kasus parah penyakit anak usia dini, seperti batuk rejan, campak, atau meningitis
  • kerusakan otak

Diagnosis

Dengan berbagai alasan yang dapat menyebabkan cacat intelektual, bayi yang menunjukkan kelainan fisik secara genetik atau metabolisme dapat menjalani berbagai tes.

Tes yang dimaksud dapat meliputi:

  • tes darah
  • tes urin
  • tes pencitraan (CT Scan, MRI) untuk mencari masalah struktural di otak
  • EEG (electroencephalogram) untuk mencari bukti kejang

Selain itu, pemeriksaan lain dapat meliputi wawancara dan observasi.

Baca juga: 6 Makanan yang Membantu Pertumbuhan Otak Anak

Proses evaluasi juga termasuk kunjungan ke spesialis terkait, seperti:

  • psikolog
  • ahli patologi wicara
  • pekerja sosial
  • ahli saraf anak
  • dokter anak
  • perkembangan terapis fisik

Perawatan

Tujuan utama pengobatan adalah membantu anak mencapai potensi penuh dalam lingkup:

  • pendidikan
  • keterampilan sosial
  • kemampuan hidup

Perawatan juga mungkin meliputi:

  • terapi perilaku
  • pekerjaan yang berhubungan dengan terapi penyuluhan
  • obat-obatan, dalam beberapa kasus

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua atau wali dalam mengurus anak dengan cacat intelektual.

Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Perkembangan Otak Anak

  • Pelajari semua yang dapat diketahui perihal cacat intelektual. Jadilah advokat yang baik untuk anak.
  • Dorong kemandirian anak, biarkan mereka mencoba sesuatu sendiri
  • Berikan bimbingan saat dibutuhkan, berikan umpan balik positif saat anak berhasil menguasai sesuatu yang baru atau melakukan sesuatu engan baik
  • Libatkan anak dalam kegiatan kelompok
  • Ambil kelas seni atau berpartisipasi dengan kegiatan yang melibatkan kerja sama seperti Pramuka untuk membangun keterampilan sosial
  • Bimbing anak di rumah dengan berbagai latihan, mengulang apa yang dipelajari di sekolah
  • Menjalin relasi dengan orang tua lain yang memiliki anak dengan cacat intelektual. Dukungan emosional diperlukan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com