Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/10/2021, 17:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lichen planus adalah suatu kondisi yang dapat menyebabkan pembengkakan dan iritasi pada kulit, rambut, kuku dan selaput lendir.

Pada kulit, biasanya muncul berupa benjolan keunguan, gatal, datar yang berkembang selama beberapa minggu.

Di mulut, vagina, dan area lain yang ditutupi oleh selaput lendir, lichen planus membentuk bercak putih berenda, terkadang dengan luka yang menyakitkan.

Baca juga: Yang Harus Kita Ketahui tentang Ruam pada Pasien Covid-19

Kebanyakan orang dapat menangani kasus lichen planus yang khas dan ringan di rumah, tanpa perawatan medis.

Penyebab

Lichen planus terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel kulit atau selaput lendir.

Tidak jelas mengapa respons imun abnormal ini terjadi.

Lichen planus juga tidak menular dan dapat dipicu oleh:

  • Infeksi hepatitis C
  • Vaksin flu
  • Pigmen, bahan kimia, dan logam tertentu
  • Pereda nyeri, seperti ibuprofen dan naproxen
  • Obat-obatan tertentu untuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau radang sendi.

Gejala

Tanda dan gejala lichen planus bervariasi tergantung pada area yang terkena.

Tanda dan gejala yang khas pada kondisi lichen planus adalah:

  • Benjolan keunguan dan datar, paling sering di lengan bawah bagian dalam, pergelangan tangan atau pergelangan kaki, dan kadang-kadang alat kelamin
  • Gatal
  • Lepuh yang pecah membentuk keropeng atau kerak
  • Bercak putih berenda di mulut atau di bibir atau lidah
  • Luka yang menyakitkan di mulut atau vagina
  • Rambut rontok
  • Perubahan warna kulit kepala
  • Kerusakan atau kehilangan kuku.

Baca juga: Mengenali Penyebab dan Cara Mengatasi Ruam Pada Ketiak

Diagnosis

Temui dokter jika benjolan kecil atau kondisi seperti ruam muncul di kulit tanpa alasan yang jelas.

Juga temui dokter jika mengalami tanda atau gejala yang berhubungan dengan lichen planus pada mulut, alat kelamin, kulit kepala ,atau kuku.

Dokter dapat mengetahui lichen planus hanya dengan melihat ruam. Untuk memastikan diagnosis pasti, dokter juga memerlukan tes lebih lanjut.

Tes pemeriksaan tersebut antara lain:

  • Biopsi
  • Tes hepatitis C
  • Tes alergi.

Perawatan

Tindakan perawatan diri dapat membantu mengurangi rasa gatal dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh lichen planus.

Beberapa perawatan untuk mengatasi lichen planus, di antaranya:

  • Berendam di bak mandi dengan oatmeal koloid, diikuti dengan losion pelembab
  • Menggunakan kompres dingin
  • Menggunakan krim atau salep hidrokortison yang mengandung setidaknya 1 persen hidrokortison
  • Menghindari menggaruk atau melukai kulit.

Baca juga: Cara Mencegah dan Mengatasi Ruam Popok pada Bayi

Untuk lichen planus oral, kebersihan mulut yang baik dan kunjungan dokter gigi secara teratur adalah kunci kesembuhan.

Di samping itu, seseorang dapat membantu mengurangi rasa sakit di mulut dengan menghindari:

  • Merokok
  • Minum alkohol
  • Mengonsumsi makanan dan minuman yang pedas atau asam.

Jika perawatan diri di rumah belum berhasil, terdapat obat-obatan yang bisa jadi pilihan.

Obat-obatan yang sering diresepkan meliputi:

  • Retinoid, yang terkait dengan vitamin A dan dikonsumsi secara topikal atau oral
  • Kortikosteroid, mengurangi peradangan dan bisa topikal, oral, atau diberikan dengan suntikan
  • Antihistamin, mengurangi peradangan dan efektif jika ruam dipicu oleh alergen
  • Krim nonsteroid, dapat menekan sistem kekebalan tubuh dan membantu membersihkan ruam
  • Terapi cahaya dengan sinar ultraviolet.

Komplikasi

Lichen planus bisa sulit diobati jika berkembang di vagina atau vulva.

Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit, jaringan parut, dan ketidaknyamanan saat berhubungan seks.

Lichen planus juga dapat meningkatkan risiko karsinoma sel skuamosa.

Baca juga: 8 Cara Aman Potong Rambut Kemaluan Pria untuk Hindari Ruam

Meskipun peningkatan risikonya kecil, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kanker kulit rutin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com