KOMPAS.com - Gangguan skizoafektif adalah kondisi kesehatan mental dengan gejala skizofrenia dan suasana hati (mood).
Penderita skizoafektif mungkin mengalami depresi, mania, dan psikosis.
Penanganan untuk gangguan skizoafektif umumnya mencakup terapi dan obat-obatan. Kombinasi tersebut dapat meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
Baca juga: 7 Cara Jaga Kesehatan Mental Anak di Masa Pandemi
Terdapat dua jenis skizoafektif, yaitu:
Gangguan skizoafektif dapat berkembang dengan unik pada setiap penderitanya.
Jika tidak ditangani, gangguan skizoafektif dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang, seperti fungsi di tempat kerja, sekolah dan situasi sosial, merasa kesepian, sulit mempertahankan pekerjaan atau posisi akademik.
Selain itu, penderita gangguan skizoafektif juga memerlukan bantuan dan dukungan untuk menjalani hari.
Penderita gangguan skizoafektif dapat mengalami gejala psikotik seperti halusinasi atau delusi, serta gejala gangguan mood (baik gangguan mania atau depresi pada bipolar atau depresi pada tipe depresi).
Gejala dapat meliputi:
Baca juga: Gejala Skizofrenia pada Anak, Berbeda dari Orang Dewasa
Belum diketahui secara pasti penyebab gangguan skizoafektif. Namun, dugaan paling kuat berkaitan pada genetik.
Biasanya, gangguan skizoafektif bermula pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa, sekitar dalam rentang 16 hingga 30 tahun.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria dan jarang terjadi pada anak-anak.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan skizoafektif, yaitu:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bertanya soal riwayat kesehatan pribadi serta keluarga.
Tidak ada tes khusus yang dapat mendiagnosis gangguan skizoafektif.
Namun, dokter mungkin akan melakukan tes darah atau X-Ray untuk mengesampingkan gejala yang mirip dengan gangguan ini.
Jika tidak ada gangguan secara fisik, dokter akan mereferensikan pasien ke psikiater atau psikolog.
Umumnya, psikiater atau psikolog akan menggunakan panduan dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) terbitan Asosiasi Psikiatri Amerika.
Baca juga: Skizofrenia
Jenis obat-obatan yang umum diberikan kepada penderita skizoafektif, yaitu:
Selain itu, terapi yang dapat diberikan, yaitu:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.