Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2021, 17:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gangguan skizoafektif adalah kondisi kesehatan mental dengan gejala skizofrenia dan suasana hati (mood).

Penderita skizoafektif mungkin mengalami depresi, mania, dan psikosis.

Penanganan untuk gangguan skizoafektif umumnya mencakup terapi dan obat-obatan. Kombinasi tersebut dapat meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup.

Baca juga: 7 Cara Jaga Kesehatan Mental Anak di Masa Pandemi

Tipe

Terdapat dua jenis skizoafektif, yaitu:

  • bipolar: mencakup episode mania dan terkadang depresi berat
  • depresi: mencakup depresi mayor.

Gangguan skizoafektif dapat berkembang dengan unik pada setiap penderitanya.

Jika tidak ditangani, gangguan skizoafektif dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang, seperti fungsi di tempat kerja, sekolah dan situasi sosial, merasa kesepian, sulit mempertahankan pekerjaan atau posisi akademik.

Selain itu, penderita gangguan skizoafektif juga memerlukan bantuan dan dukungan untuk menjalani hari.

Gejala

Penderita gangguan skizoafektif dapat mengalami gejala psikotik seperti halusinasi atau delusi, serta gejala gangguan mood (baik gangguan mania atau depresi pada bipolar atau depresi pada tipe depresi).

Gejala dapat meliputi:

  • delusi
  • halusinasi
  • kesulitan berkomunikasi dan memahami orang lain
  • perilaku unik atau tidak biasa
  • gejala depresi, seperti merasa kosong, sedih, atau tidak berharga
  • suasana hati manik
  • peningkatan energi dan penurunan kebutuhan tidur dan perilaku yang tidak sesuai dengan karakter
  • gangguan fungsi pekerjaan, akademik, dan sosial
  • kesulitan dalam mengelola perawatan diri, termasuk kebersihan dan penampilan fisik.

Baca juga: Gejala Skizofrenia pada Anak, Berbeda dari Orang Dewasa

Penyebab

Belum diketahui secara pasti penyebab gangguan skizoafektif. Namun, dugaan paling kuat berkaitan pada genetik.

Biasanya, gangguan skizoafektif bermula pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa, sekitar dalam rentang 16 hingga 30 tahun.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria dan jarang terjadi pada anak-anak.

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan skizoafektif, yaitu:

  • kerabat dengan riwayat gangguan skizoafektif atau gangguan bipolar
  • perisitiwa stres yang dapat menjadi pemicu gejala
  • mengambil obat yang dapat mengalterisasi pikiran dan memperburuk gejala

Diagnosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bertanya soal riwayat kesehatan pribadi serta keluarga.

Tidak ada tes khusus yang dapat mendiagnosis gangguan skizoafektif.

Namun, dokter mungkin akan melakukan tes darah atau X-Ray untuk mengesampingkan gejala yang mirip dengan gangguan ini.

Jika tidak ada gangguan secara fisik, dokter akan mereferensikan pasien ke psikiater atau psikolog.

Umumnya, psikiater atau psikolog akan menggunakan panduan dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) terbitan Asosiasi Psikiatri Amerika.

Baca juga: Skizofrenia

Perawatan

Jenis obat-obatan yang umum diberikan kepada penderita skizoafektif, yaitu:

  • antipsikotik: digunakan untuk mengobati gejala psikotik yang menyertai skizofrenia, seperti delusi, halusinasi, dan pemikiran yang tidak teratur
  • antidepresan: penstabil suasana hati

Selain itu, terapi yang dapat diberikan, yaitu:

  • psikoterapi
  • terapi keluarga atau kelompok.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com