KOMPAS.com - Mikrosefali adalah kondisi neurologis langka ketika kepala bayi secara signifikan lebih kecil daripada kepala anak-anak lain pada usia dan jenis kelamin yang sama.
Terkadang terdeteksi saat lahir, mikrosefali biasanya merupakan hasil dari perkembangan otak yang tidak normal di dalam kandungan atau tidak tumbuh sebagaimana mestinya setelah lahir.
Mikrosefali dapat disebabkan oleh berbagai faktor genetik dan lingkungan.
Baca juga: 7 Makanan yang Penting untuk Perkembangan Otak Anak
Anak-anak dengan mikrosefali sering mengalami masalah perkembangan.
Mikrosefali paling sering terjadi karena otak tidak tumbuh dengan kecepatan normal.
Pertumbuhan tengkorak sendiri ditentukan oleh pertumbuhan otak.
Pertumbuhan otak terjadi saat bayi dalam kandungan dan selama masa bayi.
Kondisi yang memengaruhi pertumbuhan otak bisa menyebabkan ukuran kepala lebih kecil dari normal.
Hal tersebut termasuk infeksi, kelainan genetik, dan malnutrisi parah.
Kondisi genetik yang menyebabkan mikrosefali meliputi:
Masalah lain yang dapat menyebabkan mikrosefali meliputi:
Baca juga: Zika
Terinfeksi virus Zika saat hamil juga dapat menyebabkan mikrosefali.
Melansir Mayo Clinic, gejala utama mikrosefali adalah ukuran kepala secara signifikan lebih kecil daripada anak-anak lain pada usia dan jenis kelamin yang sama.
Ukuran kepala diukur sebagai jarak di sekitar bagian atas kepala anak (lingkar).
Menggunakan grafik pertumbuhan standar, pengukuran dibandingkan dengan pengukuran anak-anak lain dalam persentil.
Beberapa anak hanya memiliki kepala kecil, yang ukurannya jatuh serendah persentil pertama.
Pada anak-anak dengan mikrosefali, ukuran kepala secara signifikan di bawah rata-rata, bahkan mungkin di bawah persentil pertama untuk usia dan jenis kelamin bayi.
Seorang anak dengan mikrosefali yang lebih parah mungkin juga memiliki dahi yang miring ke belakang.
Kemungkinan dokter akan mendeteksi mikrosefali pada saat kelahiran bayi atau pada pemeriksaan kesehatan bayi secara teratur.
Namun, jika kepala bayi lebih kecil dari biasanya atau tidak tumbuh sebagaimana mestinya, bicarakan segera dengan dokter.
Mikrosefali kadang-kadang dapat didiagnosis sebelum lahir dengan ultrasonografi prenatal.
Untuk membuat diagnosis saat bayi masih dalam kandungan, USG harus dilakukan pada akhir trimester kedua atau pada trimester ketiga.
Baca juga: Manfaat Tidur Siang untuk Perkembangan Otak Anak yang Sayang Diabaikan
Setelah bayi lahir, mikrosefali dapat didiagnosis dengan mengukur lingkar kepala bayi dan membandingkannya dengan ukuran kepala normal bayi baru lahir.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik serta melihat riwayat prenatal dan kelahiran anak secara lengkap.
Dokter juga harus mengetahui tonggak perkembangan seperti merangkak dan berjalan, karena mikrosefali sering disertai dengan cacat intelektual.
Tidak ada obat untuk mikrosefali dan kondisi itu berlangsung seumur hidup anak.
Tim medis bekerja dengan keluarga anak untuk memberikan pendidikan dan bimbingan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak.
Tingkat penuh mikrosefali pada anak biasanya tidak sepenuhnya dipahami sampai anak tumbuh dan berkembang.
Perawatan mikrosefali meliputi:
Beberapa anak dengan mikrosefali memiliki kecerdasan dan perkembangan normal, meskipun kepala mereka akan selalu kecil untuk usia dan jenis kelamin mereka.
Baca juga: Tahapan Perkembangan Janin dalam Kandungan dari Bulan ke Bulan
Tetapi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan mikrosefali, komplikasi berikut bisa terjadi:
Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan penyebab mikrosefali.
Jika penyebabnya adalah genetik, hubungi konselor genetika tentang risiko mikrosefali pada kehamilan berikutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.