Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 31/12/2021, 17:00 WIB

KOMPAS.com - Perdarahan subarachnoid terjadi ketika darah bocor ke ruang antara dua selaput yang mengelilingi otak.

Pembuluh darah yang bengkak, atau aneurisma biasanya pecah dan menyebabkan kondisi tersebut.

Pendarahan jenis ini dapat menyebabkan stroke dan seringkali menyebabkan kondisi yang parah.

Baca juga: Perdarahan Subkonjungtiva

Pendarahan bisa terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan sakit kepala yang luar biasa.

Seringkali, penyebabnya merupakan aneurisma serebral yang pecah atau cedera kepala.

Penyebab

Perdarahan subarachnoid dapat disebabkan oleh:

  • Pendarahan dari jalinan pembuluh darah atau malformasi arteriovenosa (AVM)
  • Gangguan pendarahan
  • Pendarahan dari aneurisma serebral (area lemah di dinding pembuluh darah yang menyebabkan pembuluh darah menonjol atau menggelembung)
  • Cedera kepala
  • Penyebab yang tidak diketahui (idiopatik)
  • Penggunaan pengencer darah.

Beberapa risiko yang memperbesar peluang perdarahan subarachnoid antara lain:

  • Aneurisma yang tidak pecah di otak dan pembuluh darah lainnya
  • Displasia fibromuskular (FMD) dan jaringan ikat lainnya serta gangguan autoimun
  • Tekanan darah tinggi
  • Riwayat penyakit ginjal polikistik
  • Merokok
  • Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan metamfetamin
  • Penggunaan pengencer darah seperti warfarin
  • Riwayat keluarga aneurisma.

Gejala

Gejala utama pendarahan ini adalah sakit kepala parah yang dimulai secara tiba-tiba (sering disebut sakit kepala thunderclap).

Baca juga: Thunderclap Headache

Seringkali sakit kepala lebih buruk di dekat bagian belakang kepala.

Gejala lain dari pendarahan subarachnoid yakni:

  • Kesadaran dan kewaspadaan menurun
  • Ketidaknyamanan mata dalam cahaya terang (fotofobia)
  • Perubahan suasana hati dan kepribadian, termasuk kebingungan dan lekas marah
  • Nyeri otot (terutama nyeri leher dan nyeri bahu)
  • Mual dan muntah
  • Mati rasa di bagian tubuh
  • Ayan
  • Leher kaku
  • Masalah penglihatan, seperti penglihatan ganda, bintik buta, atau kehilangan penglihatan sementara pada satu mata
  • Kelopak mata terkulai
  • Perbedaan ukuran pupil
  • Kekakuan mendadak pada punggung dan leher, dengan lengkungan punggung (opisthotonos).

Diagnosis

Beberapa pemeriksaan berikut bisa menjadi dasar untuk membuat diagnosis:

  • Pemeriksaan fisik untuk menunjukkan leher kaku
  • Pemeriksaan otak dan sistem saraf dapat menunjukkan tanda-tanda penurunan fungsi saraf dan otak (defisit neurologis fokal)
  • Pemeriksaan mata untuk menunjukkan penurunan gerakan mata
  • CT scan kepala jika menduga ada pendarahan subarachnoid.

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Pendarahan Otak

Tes lain yang mungkin dilakukan meliputi:

  • Angiografi serebral pembuluh darah otak
  • CT scan angiografi (menggunakan pewarna kontras)
  • Ultrasonografi Doppler transkranial, untuk melihat aliran darah di arteri otak
  • Magnetic resonance imaging (MRI) dan magnetic resonance angiography (MRA) 

Perawatan 

Perawatan untuk pendarahan subarachnoid dapat mencakup:

  • Obat-obatan yang diberikan melalui jalur IV untuk mengontrol tekanan darah
  • Obat untuk mencegah kejang arteri
  • Obat penghilang rasa sakit dan obat anti kecemasan untuk meredakan sakit kepala
  • Obat-obatan untuk mencegah atau mengobati kejang
  • Pelunak feses atau pencahar untuk mencegah mengejan saat buang air besar
  • Obat-obatan untuk mencegah kejang.

Selain perawatan di atas, pembedahan juga dapat dilakukan untuk:

  • Mengeluarkan banyak darah atau menghilangkan tekanan pada otak jika perdarahan disebabkan oleh cedera
  • Memperbaiki aneurisma jika perdarahan disebabkan oleh pecahnya aneurisma.

Pembedahan nantinya akan melibatkan:

  • Kraniotomi (memotong lubang di tengkorak) dan kliping aneurisma
  • Penggulungan endovaskular.

Jika tidak ada aneurisma yang ditemukan, pasien harus diawasi dengan ketat dan mungkin memerlukan lebih banyak tes pencitraan.

Baca juga: Stroke Hemoragik

Komplikasi

Pendarahan berulang adalah komplikasi yang paling serius.

Jika aneurisma serebral berdarah untuk kedua kalinya, komplikasinya bisa jauh lebih buruk. Komplikasi lain adalah:

  • Komplikasi pembedahan
  • Efek samping obat
  • Kejang
  • Stroke.

Pencegahan

Langkah-langkah berikut dapat membantu mencegah perdarahan subarachnoid:

  • Berhenti merokok
  • Mengobati tekanan darah tinggi
  • Mengidentifikasi dan berhasil mengobati aneurisma
  • Tidak menggunakan obat-obatan terlarang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+