Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2021, 09:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Thunderclap Headache merupakan jenis sakit kepala yang dapat membahayakan jiwa.

Seperti namanya, thunderclap headache menyerang secara tiba-tiba seperti serangan petir.

Biasanya, penyakit ini timbul akibat pendarahan di dalam dan sekitar otak. Rasa sakit yang timbul dapat memuncak dalam satu menit.

Baca juga: 5 Penyebab Sakit Kepala Berkepanjangan yang Bisa Terjadi

Kondisi ini memerlukan penanganan medis secepatnya.

Gejala

Thunderclap headache menyerang tiba-tiba layaknya petir. Rasa sakit akan timbul di area kepala, leher, bahkan punggung.

Berikut gejala dari thunderclap headache.

  • Perubahan penglihatan
  • Kebingungan
  • Lemas
  • Mati rasa
  • Menyerang tiba-tiba dan parah
  • Memuncak dalam 60 detik
  • Bisa disertai mual atau muntah
  • Selain itu, terdapat tanda dan gejala lain yang mungkin timbul, seperti kondisi mental yang terganggu, demam, dan kejang.

Gejala dapat timbul akibat aktivitas tertentu, atau tanpa pemicu apapun.

Rasa sakit yang timbul bisa hilang selama sekitar satu jam setelah memuncak. Namun, terkadang bertahan hingga satu minggu atau bahkan lebih.

Baca juga: 8 Penyebab Sakit Kepala dan Mata Kabur yang Perlu Diwaspadai

Penyebab

Thunderclap headache merupakan gejala paling sering dari pendarahan antara otak dan selaput otak (subarachnoid) yang dapat mengancam nyawa jika tidak ditangani segera.

Penyebab paling umum dari pendarahan ini adalah pecahnya aneurisma otak. Penyebab lain dan mengancam jiwa lainnya, meliputi:

  • pembuluh darah otak robek, tersumbat, atau pecah
  • stroke hemoragik
  • stroke iskemik
  • cedera kepala ringan hingga sedang
  • sindrom vasokonstriksi serebral
  • reversibel vaskulitis atau radang pembuluh darah
  • kebocoran cairan serebrospinal (akibat robekan penutup di sekitar akar saraf dalam tulang belakang)
  • kematian jaringan atau pendarahan di kelenjar pituitari
  • pembekuan darah otak
  • peningkatan tekanan darah yang parah (hipertensi krisis)
  • infeksi seperti meningitis atau ensefalitis

Diagnosis

Rangkaian tes berikut umum dilakukan untuk mengetahui penyebab dari thunderclap headache:

Baca juga: 3 Alasan Lapar Bisa Menyebabkan Sakit Kepala

  • CT scan kepala. CT scan merupakan rontgen yang menunjukkan visual kepala dan otak seperti irisan melintang secara menyeluruh. Digunakan pewarna berbasis yodium untuk memperjelas hasil pindaian.
  • Pungsi lumbar (lumbar puncture). Dokter mengeluarkan sedikit cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Sampel cairan serebrospinal dapat diuji untuk mencari adanya tanda-tanda pendarahan atau infeksi.
  • MRI. Pemanfaatan medan magnet dan gelombang radio ini digunakan untuk melihat bagian dari struktur di area otak.
  • Magnetic Resonance Angiography (MRA). Pemeriksaan non-invasif untuk memetakan aliran darah dalam otak.

Perawatan

Penanganan untuk sakit kepala thunderclap bergantung pada penyebabnya.

Jika Anda mengalami ini, segera cari penanganan medis.

Biasanya, Anda akan diarahkan langsung untuk menemui neurologis atau dokter spesialis otak dan sistem saraf.

Namun, ada berapa perawatan yang mungkin termasuk dalam pengobatannya:

  • operasi untuk memperbaiki robekan atau penyumbatan;
  • obat untuk mengontrol tekanan darah;
  • bat nyeri untuk mengontrol sakit kepala thunderclap berulang, khususnya untuk yang memiliki pemicu spesifik.

Baca juga: Bisa Picu Sakit Kepala, Bagaimana Cara Terbaik Hentikan Asupan Kafein?

Komplikasi

Terdapat banyak penyebab dari thunderclap headache yang dapat membahayakan nyawa jika tidak ditangani dengan benar.

Beberapa kondisi yang umumnya dikaitkan dengan sakit kepala ini adalah:

  • stroke
  • migrain
  • cedera kepala
  • tekanan darah tinggi

Segera cari penanganan medis jika Anda mengalami sakit kepala yang datang tiba-tiba dan terasa parah.

Tidak semua penyebab dari thunderclap headache dapat membahayakan nyawa. Meski demikian, hanya tenaga medis yang dapat menentukan penyebab dari sakit kepala ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com