KOMPAS.com - Sindrom piriformis adalah kondisi saat otot piriformis (terletak di daerah bokong), mengalami kejang dan menyebabkan nyeri bokong.
Selain itu, otot piriformis juga dapat mengiritasi saraf skiatik di dekatnya dan menyebabkan nyeri, mati rasa, dan kesemutan di sepanjang bagian belakang kaki dan ke dalam kaki (mirip dengan nyeri skiatik).
Baca juga: 6 Cara Mudah Atasi Nyeri Otot Setelah Olahraga
Kebanyakan pasien menggambarkan gejala nyeri tekan akut di bokong dan nyeri seperti linu panggul di bagian belakang paha, betis, dan kaki.
Gejala sindrom piriformis yang khas dapat meliputi:
Gejala-gejala ini dapat memburuk setelah lama duduk, berjalan, atau berlari. Namun, biasanya gejala dapat mereda setelah berbaring telentang.
Belum diketahui pasti penyebab dari sindrom piriformis.
Namun, beberapa faktor yang diduga menyebabkan sindrom ini, yaitu:
Baca juga: Skiatika (Nyeri Pinggul)
Salah satu atau kombinasi dari masalah di atas dapat memengaruhi otot piriformis (menyebabkan nyeri bokong) dan dapat memengaruhi saraf skiatik yang berdekatan (menyebabkan nyeri, kesemutan, atau mati rasa di bagian belakang paha, betis, atau kaki).
Selain itu, penyebab umum sindrom piriformis juga dapat meliputi:
Diagnosis pada sindrom piriformis bersifat ;klinis’ yang berarti dilakukan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik.
Tidak ada tes darah, biopsi, atau tes pencitraan khusus untuk memastikan diagnosis.
Maka dari itu, cenderung sulit untuk mengetahui jika seseorang memiliki sindrom piriformis secara pasti. Selain itu, juga terdapat beberapa kontroversi akan seberapa umum kondisi ini.
Hal ini disebabkan penyakit tulang belakang dan disk hernia dapat menyebabkan gejala yang sama.
Sementara itu, sindrom piriformis dapat muncul bersamaan dengan kondisi lain seperti radang kandung lendir pinggul.
Hampir setiap perawatan untuk sindrom piriformis akan berfokus pada peregangan otot secara hati-hati dan progresif.
Baca juga: Nyeri Panggul
Modalitas pengobatan lainnya termasuk:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.