KOMPAS.com - Batuk yang menghasilkan lendir dikenal sebagai batuk "basah" atau "produktif".
Batuk produktif dapat terjadi sebagai respons terhadap alergen atau iritan di udara, seperti asap, debu, atau serbuk sari.
Namun, kondisi ini dapat berkembang karena infeksi di paru-paru atau saluran udara sebagai akibat kondisi paru-paru yang mendasarinya.
Baca juga: Batuk Berdahak: Ciri-ciri, Penyebab, Diagnosis
Saat batuk berlendir, batuk akan terasa "basah". Terdapat indikasi adanya iritasi atau kemungkinan infeksi pada saluran pernapasan.
Salah satu gejala utama batuk berlendir adalah memproduksi lendir atau dahak.
Saat seseorang batuk dengan lendir putih yang kental dan padat, ini menandakan bahwa terdapat infeksi bakteri di saluran udara.
Jenis infeksi ini mungkin memerlukan antibiotik resep dari dokter.
Lendir yang berisi gelembung dan busa ini biasa disebut dengan dahak berbusa. Dahak berbusa dapat menjadi tanda:
Baca juga: 7 Cara Alami Meredakan Batuk Berdahak
Melihat warna lendir dari batuk bukanlah alat diagnostik yang efektif. Namun, warna lendir dapat berperan dalam menentukan apa yang terjadi dalam sistem pernapasan.
Melansir Healthline, sebuah studi 2012 yang diterbitkan European Respiratory Journal, berikut hasil sampel dahak yang positif untuk pertumbuhan bakteri saat dikultur:
Jika dahak berwarna terang atau bening, hal ini mungkin dapat berarti bahwa terdapat alergi atau infeksi ringan pada saluran pernapasan.
Jika batuk berlendir kuning atau hijau, mungkin menunjukkan bahwa terdapat infeksi pernapasan
Lendir dapat berubah karena enzim pertahanan yang dilepaskan oleh sistem kekebalan. Wrna hijau berasal dari enzim yang mengandung zat besi, misalnya.
Seorang dokter dapat mendiagnosis dengan menilai gejala seseorang.
Baca juga: Batuk Berdahak Bisa Jadi Gejala Virus Corona, Ini yang Harus Diwaspadai
Gejala biasanya dapat hilang dalam 7-14 hari. Beberapa obat bebas dapat membantu mengurangi gejala, seperti:
Dokter juga mungkin meresepkan terapi antivirus untuk flu.
Namun, terapi antivirus lebih efektif jika orang mengonsumsinya dalam waktu 48 jam setelah mengembangkan gejala flu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.