KOMPAS.com - Insufisiensi mitral adalah bentuk paling umum dari penyakit katup jantung. Kondisi ini terjadi saat katup mitral tidak menutup dengan benar dan memungkinkan darah mengalir mundur ke jantung.
Akibatnya, jantung tidak dapat memompa secara efisien sehingga menyebabkan sesak napas dan kelelahan.
Insufisiensi mitral ringan tidak berisiko tinggi, tapi dalam kasus yang lebih parah, kondisi ini dapat menyebabkan hipertensi pulmonal, fibrilasi atrium, atau gagal jantung.
Baca juga: Insufisiensi Aorta
Beberapa orang dengan gangguan ini mungkin tidak mengalami gejala selama bertahun-tahun.
Tanda dan gejala yang muncul bergantung pada tingkat keparahan dan seberapa cepat kondisinya berkembang.
Beberapa gejalanya dapat berupa:
Regurgitasi katup mitral seringkali ringan dan berlangsung lambat.
Alasan paling umum penyebab insufisiensi katup mitral adalah karena bawaan lahir atau akibat serangan jantung sehingga jaringan di sekitar melemah.
Kemungkinan penyebab lainnya, yaitu:
Baca juga: Stenosis Mitral
Jenis infeksi bakteri demam rematik bernama endokarditis infektif, menyerang lapisan bilik dan katup jantung.
Regurgitasi yang parah dapat menyebabkan pembekuan darah, gumpalan seperti gel yang dapat menimbulkan masalah serius jika sampai ke paru-paru atau otak.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru, membebani sisi kanan jantung.
Orang dengan regurgitasi juga mengalami darah yang lebih sedikit mengalir dalam tubuh sehingga jantung harus bekerja lebih keras.
Otot jantung yang harus memompa dengan lebih keras dapat membesar dan meningkatkan risiko gagal jantung.
Selain itu, juga dapat menyebabkan detak jantung yang tidak teratur hingga stroke.
Beberapa tes yang umum digunakan untuk mendiagnosis insufisiensi katup mitral, yaitu:
Baca juga: Penyakit Jantung Bawaan
Seseorang dengan insufisiensi mitral ringan mungkin tidak perlu memerlukan perawatan sama sekali. Namun, dibutuhkan observasi dan pemeriksaan rutin.
Obat-obatan tidak dapat benar-benar memperbaiki masalah katup, tapi dapat menargetkan hal-hal lain yang memperburuk regurgitasi.
Obat yang disebut diuretik (pil air) dapat mengurangi penumpukan cairan.
Pengencer darah juga dapat membantu mencegah pembekuan darah.
Selain itu, orang dengan tekanan darah tinggi mungkin perlu minum obat karena dapat memperburuk regurgitasi.
Dalam kasus yang lebih parah, seseorang mungkin memerlukan operasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.