KOMPAS.com - Tromboflebitis adalah proses inflamasi yang menyebabkan bekuan darah terbentuk dan menyumbat satu atau lebih vena, biasanya terjadi di kaki.
Vena yang terkena umumnya berada di dekat permukaan kulit (tromboflebitis superfisial) atau jauh di dalam otot (trombosis vena dalam, atau DVT).
DVT meningkatkan risiko masalah kesehatan yang serius. Masalah ini biasanya diobati dengan obat pengencer darah.
Baca juga: Kenali Apa itu Trombosis, Penyebab, Gejala, sampai Cara Mengatasinya
Penyebab tromboflebitis adalah bekuan darah. Bekuan darah dapat terbentuk dalam darah sebagai akibat dari:
Risiko tromboflebitis akan meningkat jika:
Gejala berikut sering dikaitkan dengan tromboflebitis:
Baca juga: Trombosis Vena Dalam: Gejala, Penyebab, Cara Mencegah
Penyedia layanan kesehatan sering dapat mendiagnosis kondisi berdasarkan melihat tampilan area yang terkena.
Dokter akan sering memeriksa tanda-tanda vital. Hal tersebut untuk memastikan tidak adanya komplikasi.
Jika penyebabnya tidak dapat dengan mudah diidentifikasi, satu atau lebih dari tes berikut dapat dilakukan:
Penggunaan stoking dan balutan dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan.
Selain itu, dokter dapat meresepkan obat-obatan seperti:
Baca juga: Trombosis Arteri
Pasien juga biasanya diminta untuk melakukan hal berikut:
Pilihan pengobatan yang jarang dilakukan adalah:
Temui dokter segera jika mengalami gejala vena merah, bengkak atau nyeri.
Terutama jika memiliki satu atau lebih faktor risiko tromboflebitis.
Komplikasi tromboflebitis meliputi:
Penggantian jalur intravena (IV) secara rutin membantu mencegah tromboflebitis yang berhubungan dengan infus.
Jika melakukan perjalanan panjang, lakukan hal berikut:
Baca juga: 5 Gejala Pembekuan Darah Sesuai Bagian Tubuh yang Terkena
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.