Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/01/2022, 11:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Insufisiensi katup aorta (AVI) atau umum disebut regurgitasi katup aorta adalah kondisi saat katup aorta jantung tidak menutup rapat.

AKibatnya, sebagian darah yang dpompakelaur dari ruang pompa utama jantung (ventrikel kiri) bocor ke belakang.

Kebocoran dapat menghambat kerja jantung hingga penderitanya terasa lelah dan sesak napas.

Baca juga: 8 Gejala Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Aorta yang Perlu Diwaspadai

Gejala

Insufiensi katup aorta dapat muncul tanpa banyak gejala yang terlihat selama bertahun-tahun. Saat kerusakan berlanjut, gejala dapat muncul secara tiba-tiba, termasuk:

  • nyeri dada atau sesak yang meningkat saat olahraga dan mereda saat beristirahat
  • kelelahan
  • palpitasi jantung (berdebar)
  • sesak napas
  • kesulitan bernapas saat berbaring
  • kelemahan
  • pingsan
  • pergelangan kaki dan kaki membengkak.

Penyebab

Segala kondisi yang mencegah katup aorta menutup sepenuhnya dapat menyebabkan masalah ini. Saat katup tidak menutup sepenuhnya, sebagian darah kembali setiap kali jantung berdetak.

Saat sejumlah besar darah kembali, jantung harus bekerja lebih keras untuk mengeluarkan cukup darah demi memenuhi kebutuhan tubuh.

Bilik kiri bawah jantung melebar (berdilatasi) dan jantung berdenyut sangat kuat. Seiring waktu, efisiensi kerja jantung menurun dalam memasok cukup darah ke tubuh.

Awalnya, demam rematik menjadi penyebab utama regurgitasi aorta. Penggunaan antibiotik untuk mengobati infeksi strep telah membuat demam rematik lebih jarang terjadi.

Baca juga: Regurgitasi Aorta

Beberapa penyebab lain yang dapat menyebabkan insufisiensi aorta, yaitu:

  • spondilitis ankilosa
  • diseksi aorta
  • masalah katup bawaan (hadir saat lahir), seperti katup bikuspid
  • endokarditis (infeksi katup jantung)
  • tekanan darah tinggi
  • sindrom marfan
  • sindrom reiter (artritis reaktif)
  • sifilis
  • lupus eritematosus sistemik
  • trauma pada dada.

Insufisiensi aorta paling sering terjadi pada pria berusia antara 30 dan 60 tahun.

Diagnosis

Tanpa menunjukkan gejala sekalipun, dokter dapat setidaknya mencurigai jika seseorang memiliki regurgitasi aorta dengan mendengarkan detak jantung lewat stetoskop.

Jika terdapat suara mendesing di antara detakan, bisa jadi artinya seseorang memiliki masalah katup jantung.

Suara mendesing menandakan adanya aliran darah yang tidak normal melalui katup.

Beberapa tes yang digunakan untuk mendiagnosis regurgitasi katup aorta, yaitu.

  • Elektrokardiogram (EKG). Alat untuk merekam aktivitas listrik jantung. Pemeriksaan EKG juga dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan lain, seperti tilt table test dan exercise test.
  • Ekokardiogram. Pemeriksaan ini dapat menemukan sumber gumpalan di jantung yang mungkin telah berpindah ke otak dan menyebabkan stroke.
  • MRI Jantung. Penggunaan gelombang radio dan magnet untuk menunjukkan visualisasi mendetail jantung dan mendeteksi pembuluh darah yang rusak.
  • Rontgen Dada (X-Ray). X-ray dapat menunjukkan jika jantung atau aorta membesar dan juga menunjukkan kondisi paru-paru.

Baca juga: Stenosis Aorta

Komplikasi

Kemungkinan komplikasi termasuk:

  • irama jantung abnormal
  • gagal jantung
  • infeksi hati.

Perawatan

Tidak dibutuhkan penanganan apapun untuk kasus regurgitasi ringan. Namun, tetap membutuhkan pemantauan secara teratur.

Jika orang dengan insufisiensi aorta memiliki tekanan darah tinggi, dokter mungkin akan memberikan obat dan menyarankan perubahan gaya hidup untuk mengendalikannya.

Dalam beberapa kasus yang lebih serius, penggantian katup aorta dapat menjadi pilihan.

Prosedur dapat dilakukan secara pembedahan terbuka tradisional atau dengan prosedur yang relatif lebih baru bernama penggantian katup aorta transkateter (TAVR).

Tanpa harus membedah dada, prosedur TAVR menggunakan kateter yang mengalir melalui arteri ke katup aorta.

Dokter lalu memasukkan katup pengganti di lokasi katup yang rusak.

Setelah katup baru terpasang, dokter akan mengeluarkan kateter dan jantung akan bekerja seperti semula.

Baca juga: Diseksi Aorta 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Sakit Kulit Jokowi Dituding Stevens Johnson Syndrome, Kenali Ruam Khas Penyakit Ini…
Health
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Dari Hengki Kawilarang Meninggal dengan Komplikasi Diabetes, Kenali Ini Gejalanya…
Health
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Gejala Kanker Kolorektal Sering Diabaikan, Ini Peringatan Ahli untuk Kaum Muda
Health
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Dokter: Perubahan Gaya Hidup adalah Kunci Utama Cegah Pengapuran Sendi Lutut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau