Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/02/2022, 11:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pheochromocytoma adalah tumor langka yang umumnya bersifat non-kanker dan berkembang di kelenjar adrenal.

Jika kondisi ini tidak segera diobati, kerusakan parah yang mengancam keselamatan dapat terjadi pada sistem tubuh lainnya.

Baca juga: Tumor Wilms

Penyebab

Pada dasarnya, penyebab pasti dari Pheochromocytoma belum dapat dijelaskan.

Namun, menurut Mayo Clinic, tumor akan berkembang dalam sel khusus yaitu sel chromaffin yang terletak di tengah kelenjar adrenal.

Sel-sel tersebut melepaskan hormon tertentu, terutama adrenalin dan noradrenalin yang membantu mengontrol banyak fungsi tubuh seperti detak jantung, tekanan darah, dan gula darah.

Faktor risiko

Dilansir dari Healthline, berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami Pheochromocytoma, antara lain:

  • Umum terjadi pada usia antara 20-50 tahun, meskipun dapat terjadi pada segala usia.
  • Diturunkan secara genetik
  • Menderita kondisi tertentu seperti Penyakit Von Hippel-Lindau, Neurofibromatosis tipe 1, atau Multiple endokrin neoplasia tipe 2.

Gejala

Berdasarkan Mayo Clinic, gejala Pheochromocytomas meliputi:

Gejala umum

  • Tekanan darah tinggi
  • Sakit kepala
  • Berkeringat banyak
  • Detak jantung cepat
  • Tremor
  • Pucat di wajah
  • Sesak napas.

Baca juga: 4 Penyebab Tumor Desmoid (Tumor di Jaringan Ikat) yang Perlu Diwaspadai

Gejala kurang umum

  • Kecemasan
  • Sembelit
  • Penurunan berat badan.

Komplikasi 

Menurut Mayo Clinic, Pheochromocytoma dapat menyebabkan berbagai komplikasi akibat tekanan darah yang tinggi, seperti:

  • Kerusakan organ, terutama jaringan sistem kardiovaskular, otak, dan ginjal
  • Penyakit jantung
  • Stroke
  • Gagal ginjal
  • Masalah dengan saraf mata.

Diagnosis 

Berdasarkan Healthline, diagnosis Pheochromocytoma dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Tes MRI dan pencitraan PET
  • Tes laboratorium untuk menilai kadar hormon
  • Tes plasma darah untuk kadar katekolamin dan metanephrine
  • Tes metanephrines urine untuk kadar katekolamin dan metanephrine.

Baca juga: Kenali Apa itu Tumor, Jenis, Cara Mencegah

Perawatan

Perawatan utama untuk mengatasi Pheochromocytoma adalah dengan operasi pengangkatan tumor.

Namun, operasi ini bisa sangat sulit karena pentingnya kelenjar adrenal.

Jika Pheochromocytoma ditemukan bersifat kanker, perawatan kanker seperti kemoterapi dan terapi radiasi mungkin diperlukan setelah operasi.

Pilihan perawatan dapat menyebabkan berbagai komplikasi, sehingga dokter akan mendiskusikannya dengan Anda untuk keputusan terbaik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Hari Sel Sabit Sedunia: Ini Cara Mencegah Komplikasi Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Ini Cara Mencegah Komplikasi Penyakit Sel Sabit
Health
Virus Hanta Menyerang Buruh Bangunan dalam Proyek Ciwidey Bandung Barat
Virus Hanta Menyerang Buruh Bangunan dalam Proyek Ciwidey Bandung Barat
Health
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Health
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Health
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
Health
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
Health
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Health
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Health
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Health
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Health
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
Health
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Health
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
Health
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Health
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau